Materi Komunikasi Dan Negosiasi Dalam Manajemen
Dini Setyawati | 150401020027
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Progam Studi Pendidikan Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak lepas dari hubungan dan bantuan antar manusia lainnya,
manusia pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri. Manusia terikat suatu hubungan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Sifat dasar manusia ini membuat manusia harus melakukan interaksi dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan mereka, interaksi ini menghasilkan komunikasi.
Komunikasi merupakan
suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi dan pengertian
antara masing-masing individu yang
terlibat. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antar manusia.
Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan manusia untuk saling
tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi antar manusia, baik secara perorangan,
kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi.
Dalam memenuhi
kebutuhannya, di dalam komunikasi sebagai makhluk sosial secara sadar atau
tidak sadar manusia kerap kali melakukan pembicaraan berupa tawaran-tawaran
untuk mencapai kesepakatan dan pada akhirnya akan memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Contohnya ketika kita berada di pasar saat melakukan tawar-menawar
barang yang ingin kita beli hingga dicapai sebuah kesepakatan harga.
Proses tawar-menawar
untuk mencapai kesepakatan inilah yang disebut dengan negosiasi. Kita tidak
bisa lepas dari proses negosiasi dalam kehidupan kita saat ini, negosiasi juga merupakan salah satu hal yang penting
untuk menghindari konflik, karena dengan menggunakan negosiasi maka kita dapat
menghindari terjadinya konflik baik
dalam kelompok, keluarga dan masyarakat.
Komunikasi dan negosiasi
merupakan sebuah proses yang saling terkait satu dengan yang lain, dimana kedua
proses ini sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai makhluk sosial dalam memenuhi
kebutuhannya. Komunikasi dan negosiasi juga memiliki karakteristik dan hambatan
sesuai dengan tujuannya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pengertian
komunikasi dan negosiasi, tahapan dan hambatan komunikasi dan negosiasi secara
lebih mendalam.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, maka kami merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan unsur dari komunikasi?
2. Bagaimana proses dan hambatan dalam komunikasi?
3. Bagaimana konsep dan fungsi komunikasi?
4. Apa yang dimaksud dengan negosiasi?
5. Bagaimana tujuan dan proses negosiasi?
6. Apa saja ketrampilan dasar dalam bernegosiasi?
1.3.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan pengertian dan unsur dari komunikasi.
2. Menjelaskan proses dan hambatan dalam komunikasi.
3. Menjelaskan konsep dan fungsi komunikasi.
4. Menjelaskan pengertian dari negosiasi.
5. Menjelaskan proses negosiasi.
6. Menjelaskan keterampilan dasar dalam negosiasi.
1.4.
Batasan Masalah
Ruang lingkup dan
keterbatasan penulisan makalah ini adalah menjelaskan tentang pengertian,
unsur-unsur, proses serta hambatan dari komunikasi dan negosiasi, lebih
tepatnya mengenai komunikasi dan negosiasi dalam bisnis.
BAB II
PEBAHASAN
2.1
Pengertian dan Unsur dari Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Kata
atau istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “communication”, secara etimologis atau menurut asal katanya berasal
dari bahasa Latin “communicatus”
bersumber dari istilah comunis yang
memiliki makna “berbagi” atau menjadi milik bersama, yaitu suatu usaha yang
memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Secara terminologis, istilah komunikasi merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain,
dengan kata lain yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Definisi
komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan, pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau
diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Artinya bahwa komunikasi
tersebut adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan
pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat
tindakan yaitu : membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. empat
tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya
menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang
melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian
disampaikan kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Komunikasi
merupakan faktor yang penting dalam upaya mencapai tujuan suatu organisasi
bisnis. Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses mengirimkan dan
menyampaikan pesan untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi akan dikatakan
efektif apabila individu mencapai pemahaman bersama, merangsang pihak lain
melakukan tindakan, dan mendorong orang untuk berpikir dengan cara baru.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif akan menambah produktivitas, baik
individu yang bersangkutan maupun organisasinya, sehingga dapat mengantisipasi
masalah, membuat keputusan secara efektif, mengkoordinasikan arus kerja,
mensupervisi orang lain, mengembangkan hubungan serta dapat mempromosikan
produk dan jasa organisasi yang nantinya dapat menentukan keberhasilan
seseorang, bukan hanya dalam dunia organisasi bisnis tetapi dimanapun ia
berada.
2.1.2 Unsur-unsur Komuniksi
Harold
Lasswell dalam The Structure and Function
of Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect?
Harold
Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertannyaan yang diajukan itu, yaitu:
a. Komunikator (siapa yang mengatakan)
b. Pesan (mengatakan apa)
c. Media (melalui saluran/channel/media apa)
d. Komunikan (kepada siapa)
e. Efek (dengan dampak/efek apa)
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell
tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk
(encode) pesan dan menyampaikannya
melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek
tertentu.
2.2
Proses dan Hambatan dalam Komunikasi Bisnis
2.2.1
Proses
komunikasi bisnis
Bovee
dan Thill dalam buku bussines
Comunication Today mengemukakan proses komunikasi terdiri atas :
a)
Pengirim
mempunyai suatu ide atau gagasan
b)
Pengirim
mengubah ide menjadi gagasan
c)
Pengirim
menyampaikan pesan
d)
Penerima
menerima pesan
e)
Penerima
menafsirkan pesan
f)
Penerima
memberikan tanggapan dan mengirim umpan balik
2.2.2
Hambatan
dalam komunikasi
Faktor-faktor
penghambat dalam proses komunikasi dapat dikelompokkan dalam empat kelompok :
a)
Masalah
dalam mengembangkan pesan
Sumber masalah penting
dalam mengembangkan pesan adalah dalam memformulasikan pesan, antaranya adalah
munculya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang
ada, adanya pertentangan emosional dan sulit mengekspresikan ide atau gagasan.
b)
Masalah
dalam menyampaikan pesan Masalah yang paling jelas disini adalah faktor fisik.
Misalnya saja terdapat
sambungan kabel yang kurang baik pada sound sistem atau biasanya juga terjadi
apabila dua pesan yang disampaikan memiliki pemahaman yang saling berlawanan
atau bermakna ganda.
c)
Masalah
dalam menerima pesan
Masalah yang muncul
dalam menerima pesan antara lain adanya
persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang
kurang terang dan suara bising.
d)
Masalah
dalam menafsirkan pesan
Perbedaan penafsiran terjadi
dilatarbelakangi oleh perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata dan perbedaan
reaksi emosional.
2.3
Konsep dan Fungsi Komunikasi
2.3.1
Konsep
Komunikasi
Deddy Mulyana dalam Adi
Prakosa (2008) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga
konseptual yaitu:
a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman
komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga)
kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)
ataupun melalui media, seperti surat (selembaran), surat kabar, majalah, radio,
atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang
sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun tidak terlalu keliru
bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya
jawab.
Pemahaman komunikasi
dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi sumber. Definisi seperti ini
mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan
seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain.
Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk
menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan
sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.
Beberapa definisi
komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:
§
Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku.
§
Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan
suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima.
§
Theodore M.
Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi
terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
b.
Komunikasi
sebagai interaksi
Pandangan ini
menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang
arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal,
seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal,
kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik
dari orang kedua, dan begitu seterusnya.
Contoh definisi
komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam Adi Prakosa 2008, 2004),
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan
teknologi.
c.
Komunikasi
sebagai transaksi.
Pandangan ini menyatakan
bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara berkesinambungan
mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka
orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif
mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan
atau pesan nonverbal.
Beberapa definisi yang
sesuai dengan konsep transaksi:
§
Stewart
L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara
dua orang atau lebih.
§
Judy C.
Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi
makna.
§
William
I. Gordon: Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan
dan perasaan.
2.3.2
Fungsi
Komunikasi
William I. Gorden (dalam
Adi Prakosa, 2008) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat bagian,
yaitu:
a.
Sebagai
Komunikasi Sosial
Komunikasi itu penting
dalam membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup,
untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
diantaranya seperti komunikasi yang bersifat menghibur (candaan), dan memupuk
hubungan baik dengan orang lain.Melalui komunikasi kita bekerjasama dengan
anggota masyarakat (keluarga, kelompok kerja, teman sebaya, desa dan sebagainya).
Untuk mencapai tujuan bersama.
Sebagai komunikasi
sosial, beberapa manfaat komunikasi diantaranya sebagai berikut:
a) pembentuk konsep diri, yaitu dengan
komunikasi kita dapat melihat diri kita sendiri melalui informasi yang
diberikan orang lain kepada kita, b) pernyataan eksistensi diri, orang
berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis (aktualisasi diri). Ini juga
dapat diartikan sebagai tindakan untuk menunjukkan kualitas diri. c) untuk
kelangsungan hidup, sebgai proses sosial komunikasi befungsi untuk memupuk
hubungan dan memperoleh kebahagiaan.
b.
Sebagai
komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi
untuk menyampaikan persamaan-persamaan perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan
tersebut biasanya dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Misalnya,
perasaan sayang, rindu, simpatik, peduli, gembira, sedih, takut, marah, dan
benci dapat disampaikan lewat kata-kata namun bisa disampaikan secara lebih
ekspresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya
dengan membelai kepala anaknya. Orang-orang dapat menyalurkan kemarahannya
dengan mengumpat, dan demonstrasi.
c. Sebagai komunikasi
ritual
Banyak ritual atau
upacara yang dilakukan banyak komunitas sepanjang tahun dan sepanjang hidupnya.
Setiap komunitas memiliki ritual yang berbeda, mulai dari upacara kelahiran,
sunatan, ulang tahun, pernikahan, kematian dan lain-lain. Dalam ritual itu,
orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa, upacara wisuda, perayaan lebaran, Natal
juga termasuk dalam komunikasi ritual. Komunikasi ritual ini lebih menekankan
komitmen mereka pada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi atau
agama.
d.
Komunikasi
sebagai instrumental
Komunikasi instrumental
mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong,
mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Komunikasi berfungsi
sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik
tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh
simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain
dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni
taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji,
mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk
menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Sementara itu, tujuan
jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian
berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan
itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa
pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan
jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh
jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
2.4
Pengertian Negosiasi
Pengertian negosiasi
secara umum adalah suatu bentuk interaksi sosial antara pihak–pihak yang
terlibat yang berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan
bertentangan. Definisi negosiasi secara formal yaitu bentuk pertemuan bisnis
antara 2 (dua) pihak ataupun lebih yang bertujuan untuk mencapai suatu
kesepakatan dalam berbisnis. Negosiasi juga merupakan perundingan antara 2
(dua) pihak yang dimana didalamnya terdapat proses memberi, proses menerima,
dan proses tawar-menawar. Contoh sederhana dari negosiasi adalah saat kita
berbelanja dan tawar-menawar di pasar.
Berdasarkan asal
katanya, negosiasi berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu dari kata “to negotiate dan to be negotiating” yang dapat diartikan “merunding” kemungkinannya
membicarakan mengenai suatu kondisi, atau menawar. Lalu turun menjadi istilah
“negotiation” yang artinya menunjukkan aktivitas untuk berunding, membicarakan
mengenai suatu hal untuk disetujui dengan orang lain.
Negosiasi merupakan hal
yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari tujuannya ada beberapa
manfaat dari negosiasi, yaitu mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung
persamaan persepsi, saling pengertian, untuk mencapai kondisi penyelesaian dan
menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi bersama, untuk
mencapai kondisi yang saling menguntungkan dimana masing-masing pihak merasa
menang (win-win solution).
2.5
Tujuan dan Proses Negosiasi
Negosiasi merupakan
sebuah transaksi, dimana sebagai transaksi antar kedua belah pihak yang
melakukan komunikasi mempunyai hak atas hasil akhir. Jadi paling sedikit ada
dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat
tentang suatu hal demi kepentingan bersama (casse).
Negosiasi adalah suatu
seni dalam mencapai persetujuan dengan memecahkan maslah. Tujuan utama
negosiasi adalah untuk menemukan suatu kesepakatan kedua belah pihak, untuk
memenuhi harapan/keinginan kedua belah pihak, untuk mendapatkan sebuah
keuntungan, atau memecahkan problem lain.
Dalam melakukan
negosiasi terdapat enam tahapan yang penting yang harus dilakukan, yaitu:
a. Persiapan, meliputi:
§
Mengumpulkan
informasi
§
Menentukan
tim negosiasi
§
Mengusahakan
lebih banyak mengenal profil pihak lawan, tujuannya adalah menumbuhkan
kepercayaan diri dan kesiapan dalam melakukan negosiasi.
b. Kontak pertama
§
Merupakan
tahap pertemuan secara langsung antara kedua belah pihak yang terlibat dalam
proses negosiasi.
§
Tahap
penilaian yang berlangsung diantara para negosiator, pada tahap ini akan
memunculkan kesan pertama antara kedua belah pihak.
c. Konfrontasi
§
Tahap
ini adalah tahap dimana sering terjadinya adu argumentasi antara kedua pihak
terhadap segala sesuatu yang dinegosiasikan.
§
Pada
tahap ini terdpat perbedaan dan potensi perdebatan yang semakin memanas dan biasanya
tidak terkendali disebabkan oleh kurangnya pengendalian emosi.
d. Konsiliasi
Bentuk konsiliasi adalah
melakukan tawar menawar untuk memperoleh titik temu atau kesepakatan yang
betul-betul disepakati dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Seperti halnya
proses tawar menawar antara penjual dan pembeli.
e. Solusi dimana kedua belah pihak saling menerima dan memberi,
atau dimana para negosiator mulai menemukan titik kesepakatan bagi kedua belah
pihak dengan cara mereka masing-asing dengan mengembangkan sikap relasional
yaitu sikap yang selalu berorientasi untuk menanggung bersama dan selalu menumbuhkan
sikap saling memberi solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
f. Pasca negosiasi
Tahap ini adalah
tahap terakhir dari negosiasi yaitu bentuk konsolidasi bagi kedua belah pihak,
apakah masing-masing pihak benar-benar memiliki komitmen atas segala yang telah
disepakati bersama.
2.6
Ketrampilan Dasar dalam Negosiasi
Keberhasilan atau
kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor penting, diantaranya
adalah keterampilan seorang negosiator dalam bernegosiasi dengan pihak lawan
negosiasi.
Terdapat dua jenis
keterampilan bernegosiasi, yaitu convensional skill dan nonconvensional skill.
a) Convensional Skill meliputi:
·
Menggunakan
pertanyaan terbuka
·
Nenafsirkan
atau merumuskan kembali perkataan negosiator lawan dengan kata-kata sendiri.
·
Diam
setelah suatu pertanyaan dibuat oleh lawan negosiator.
·
Menyimpulkan
dari waktu kewaktu, dan membuat catatan penting selama negosiasi.
·
Menyatakan
perasaan dan emosi untuk merendahkan ketegangan dan membentuk rasa percaya
diri.
b) Nonconvensional skill ciri-cirinya meliputi:
·
Menunjukkan
salah pengertian tentang maksud pihak lawan dengan perumusan ulang pertanyaan
dan kesimpulan yang salah.
·
Membesar-besarkan
apa yang dikatakan oleh negosiator lawan
·
Menggunakan
kata-kata yang over stateman seperti selalu, tidak pernah, tidak mungkin,
·
Membuat
gerakan yang tak terduga, misalnya beralih ke hal lain tanpa diduga.
·
Menghujani
pihak lawan dengan banyak pertanyaan yang menimbulkan kebingungan.
2.7
Tipe Negosiator
Berikut ini adalah
tipe-tipe negosiator yang sering kali kita jumpai dalam melakukan komunikasi
bisnis.
a.
Negosiator
serang yaitu hanya memikirkan bagaimana untuk menang dalam negosiasi dan
menghalalkan segala cara untuk mengalahkan lawan.
b.
Negosiator
professional yaitu orang yang melakukan negosiasi yang mengetahui pokok
permasalahan yang akan dinegosiasikan dan juga tahu bagaimana memperoleh apa
yang diinginkan, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik, dan mengetahui
banyak tentang profil lawan negosiasi.
c.
Negosiator
Bodoh yaitu negosiator yang cenderung menghendaki kekalahan untuk mendua belah
pihak, yang penting baginya adalah tidak ada yang menang diantara keduanya.
d.
Negosiator
Naif yaitu orang yang melakukan negosiasi namun tidak siap, dan tidak tahu
pokok persoalan yang dinegosiasikan, cenderung percaya begitu saja terhadap
lawan, dan kalau perlu beredia meberikan apa saja yang diminta lawan
negosiator.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Komunikasi
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidispliner, sehingga kita
tidak bisa menghindari prespektif dari beberapa ahli yang tertarik dengan
kajian komunikasi, sehingga pengertian dan definisi komunikasi menjadi semakin
banyak, namun pada dasarnya semua itu bersifat saling melengkapi.
Komunikasi
adalah upaya yag bertujuan untuk mencari kebersamaan. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan
adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Komunikasi tersebut adalah suatu
proses mengenai pembentukan, penyampaian, peneriamaan, dan pengolahan pesan.
Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan, yaitu:
membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengelola pesan. Keempat tindakan tersebut pastinya terjadi
secara berurutan.
Proses
komunikasi yaitu pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan, pengirim mengubah
ide menjadi gagasan, pengirim menyampaikan pesan, penerima menerima pesan, penerima
menafsirkan pesan, penerima memberikan tanggapan dan megirim umpan balik.
Negosiasi
adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak yang melakukan komunikasi
mempunyai hak atas hasil akhir. Tujuan negosiasi adaah untuk menemukan suatu
kesepakatan dari kedua belah pihak, untuk memenuhi harapan/keinginan kedua
belah pihak, untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau menghindari kerugian,
atau memecahkan problem lain.
3.2
Saran
Sebagai makhluk
sosial kita membutuhkan komunikasi dan negosiasi, dimana kedua hal ini berperan
penting dalam menunjang kehidupan kita di tengah masyarakat. Oleh karena itu
supaya komunikasi dan negosiasi kita berjalan dengan efektif kita perlu
memiliki kemampuan berkomunikasi.
Kemampuan
berkomunikasi secara efektif akan menambah produktivitas, baik individu yang
bersangkutan maupun organisasinya. Untuk mengasah kemampuan berkomunikasi kita
harus lebih sering bersosialisasi dengan lingkunagn disekitar yang kemudian
akan secara otomatis membentuk pengalaman.
Lampiran:
![]() |
||||||||||||||
|
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
|
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
|
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
|
||||||||||||||
![]() |
||||
|
Daftar Pustaka
Agung, Etulung. 2012. Komunikasi Elektronik dan Komunikasi
Non-elektronik. Diambil dari:
http://www.okeygan.com/2012/12/materi-kuliah-pembahasan-tentang.html. Diakses
pada Minggu, 3 Oktober 2015
Ali. 2015. Pengertian Komunikasi,
Unsur Unsur Komunikasi serta Sejarah Komunikasi. Diperoleh dari:
http://www.informasiahli.com/2015/07/pengertian-komunikasi-unsur-dan.html#_.
Diakses pada Sabtu, 2 Oktober 2015.
Ginting, Teria Sefti. 2014. Makalah Komunikasi Antar Pribadi “Negosiasi”.
Diambil dari:
http://www.academia.edu/9968438/MAKALAH_KOMUNIKASI_ANTAR_PRIBADI_NEGOSIASI_.
Diakses pada Minggu, 3 Oktober 2015.
Prakosa, Adi. 2008. Pengertian Komunikasi. Diambil dari http://adiprakosa.blogspot.co.id/2008/09/pengertian-komunikasi.html.
Dikases pada Minggu, 3 Oktober 2015.
Wikipedia. 2015. Pengertian Negosiasi. Diperoleh dari:
https://id.wikipedia.org/wiki/Negosiasi. Diakses pada Sabtu, 2 Oktober 2015.
Komentar
Posting Komentar