Materi Ekonomi Pembangunan


Dini Setyawati | 150401020027
Fakultas Ekonomika dan Bisnis 
Progam Studi Pendidikan Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Elastisitas menggambarkan reaksi kepekaan produsen yang disebabkan adanya perubahan harga faktor input yang mempengaruhi produsen untuk menggunakannya. Misalnya, sejauh mana produsen apabila harga ( upah ) tenaga kerja meningkat. Bilangan yang menunjukkan besarnya persentase perubahan reaksi pada produsen ( untuk membeli sejumlah tenaga kerja tertentu ) dibanding persentase perubahan tingkat upah penggunaan faktor input tenaga kerja yang mempengaruhinya.
Usaha kecil menengah merupakan suatu potensi yang sangat besar di mana asih dapat dikembangkan, baik dalam hal produktivitas maupun daya saing. UKM tidak terlepas dan ikut terkena dampak dari gejolak pasar dan kehancuran sistem perbankan. Akan tetapi, sebagian besar UKM ternyata cukup berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan ekonomi yang berubah cepat.
B.       Rumusan Masalah
Dalam materi ini hal yang akan dibahas adalah :
1.      Apa Elastisitas Produksi  itu ?
2.      Bagaimana penentuan kombinasi input optimal ?
3.      Bagaimana metode analisis elastisitas kesempatan kerja  ?
4.      Bagaimana perluasan kesempatan kerja ?
5.      Bagaimana strategi pembangunan ekonomi daerah di era otonomi ?
6.      Bagimana kebijakan pengembangan komoditi unggulan di era otonomi ?
7.      Bagaimana kebijakan mengatasi kewirausahaan daerah yang masih rendah ?
8.      Bagaimana penanganan usaha kecil ?
9.      Bagaimana strategi pengembangan industri kecil ?
10.  Bagaimana pengembangan ketenagakerjaan Budidaya tanaman tomat ?
11.  Bagaimana Pemberdayaan  ukm  tidak  hanya  bantuan modal ?
12.  Bagaimana manajemen terpadu pengembangan industri kecil sudah saatnya dibentuk?
13.  Bagaimana pengembangan jaringan ekonomi pedesaan ?
C.      Tujuan Pembahasan
Dalam pembahasan ini, hal yang akan dicapai adalah :
1.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Apa Elastisitas Produksi
2.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana penentuan kombinasi input optimal
3.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana metode analisis elastisitas kesempatan kerja 
4.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana perluasan kesempatan kerja
5.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana strategi pembangunan ekonomi daerah di era otonomi
6.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagimana kebijakan pengembangan komoditi unggulan di era otonomi
7.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana kebijakan mengatasi kewirausahaan daerah yang masih rendah
8.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana penanganan usaha kecil
9.      Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana strategi pengembangan industri kecil
10.  Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana pengembangan ketenagakerjaan Budidaya tanaman obat
11.  Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana Pemberdayaan  ukm  tidak  hanya  bantuan modal
12.  Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana manajemen terpadu pengembangan industri kecil sudah saatnya dibentuk
13.  Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengetahui Bagaimana pengembangan jaringan ekonomi pedesaan ?









BAB II
PEMBAHASAN
2.1              ELASTISITAS PERMINTAAN TENAGA KERJA
Elastisitas adalah persentase perubahan variable bebas dibandingkan presentase perubahan variable tidak bebas. Dalam konteks ini dapat dicontohkan hubungan antara biaya perusahaan yang dimiliki dan permintaan tenaga kerja. Bila anggaran peruahaan naik maka permintaan tenaga kerja akan tenaga kerja langsung berkaitan dengan proses poduksi naik pula.
Elastisitas permintaan tenaga kerja pada kurva permintaan yang menurun dari kiri atas kekanan bawah akan beda-beda dan bernilai negatif. Tetapi dalam mengukur elastisitas biasanya diambil nilai mutlak sehingga nilai elastisitas paling kecil nol dan paling besar tak terhingga. Nilai elastisitas titik dari suatu fungsu permintaan dapat diperoleh tanpa harus menggunakan rumus elastisitas melainkan menggunakan metode grafik dan kurva.

2.1.1   ELASTISITAS PRODUKSI
Elastisitas produksi adalah prosesntase perubahan dalam penggunaan input dibagi presentase perubahan dalam RTS (Return Of Scale).  Kegiatan produksi jangka panjang adalah situasi produksi dimana semua faktor produksi termasuk tenaga kerja dapat berubah dan perusahaan hanya bersedia memproduksi diantara garis-garis tembering. Semua produk batas adalah positif untuk memproduksi suatu tingkat output tentu dengan menggunakan dua macam input ditunjukkan dengan kurva isoquant dan pengeluaran perusahaan disebut isocost. Isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi yang berbeda dari dua faktor produksi, yang dapat dibeli dengan pengeluaran total dan harga faktor-faktor produksi tertentu.

2.1.2   PENENTUAN KOMBINASI INPUT OPTIMAL
Penggunaan faktor produksi tenaga kerja dan kapital menjadi optimal saat digunakan kombinasi input minimun, yang dikenal dengan the least Cost Technique (LCT). LCT adalah kombinasi penggunaan input yang menggunakan biaya produksi minimum dalam menghasilkan output. Produsen berada dalam keseimbangan bila memaksimumkan outputnya dengan pengeluaran total tertentu. Produsen mencapai isoquant yang tertinggi dengan isocost tertentu. Hal ini berati bahwa keseimbangan marginal produk rupiah terakhir yang dibelanjakan untuk faktor produksi X sama dengan marginal produk rupiah terakhir ynag dibelanjakan untuk faktor produksi Y. Unutk mencari kombinsia biaya mnimum, diperlukan dua informasi pokok yaitu:
a.         Tingkat subtitusi marginal dari input X1 dan X2, menunjukkan tingkat kemiringan atau slopeisowan
b.        Perbandingan antara harga input X2 terhadap harga input X1 adalah merupakan tingkat kemiringan atau slopeisocost.
2.1.3   METODE ANALISIS ELASTISITS KESEMPATAN KERJA
Elastisitas merupakan ukuran derajat kepekaan jumlah permintaan akan sesuatu terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.  Elastisitas permintaan akan tenaga kerja diartikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan permintaan akan tenaga kerja yang disebabakan dengan perubahan satu persen pada tingkat upah.
Besar kecilnya elastisitas tergantung pada empat faktor:
1.      Kemungkinan subtitusi tenaga kerja dengan faktor poduksi yang lain misalnya modal
2.      Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan
3.      Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi pelengkap lainnya.
4.      Elastisitas persediaan faktor produksi pelengkap lainnya

Elastisitas permintaan akan tenaga kerja tergantung dari elastisitas penyedediaan dari bahan-bahan pelengkap dalam produksi misalnya modal,tenaga listrik,bahan mentah dan lain-lain. Adanya usaha pembangunan ekonomi nasional biasanya pada beberapa sektor mengalami pertumbuhan yang berbeda sebagai terdapat mengalami pertumbuhan pesat dan sebgainya mengalami pertumbuhan lambat sehingga kemampuan tiap sektor berbeda dalam penyerapan tenaga kerja. Elastisitas kesempatan kerja didefinisan sebagai perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Untuk membuat suatu kerangka dasar bagi pembahasan strategi penciptaan lapangan kerja baru yang dapat menahan kenaikan lebih lanjut dari kelebihan tenaga kerja di Indonesia digunakan kerangka dasar perkiraan dengan menggunakan konsep elastisitas kesempatan kerja. Secara makro elastisitas kesempatan kerja digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksikan sampai seberapa besar laju pertumbuhan produksi yang diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan angkatan kerja yang ada.
Keberhasilan pembangunan  insdustri pada masa yang akan datang akan sangat tergantung pada pengembangan sumber daya manusia yang sekaligus merupakan potensi yang sangat besar didalam negeri. Peningkatan kualitas SDM dilingkungkan dunia usaha menuntut keterlibatan perusahaan yang bersangkut yaitu pemerintah dan pihak lain yang terkait antara lain serikat kerja para profesional serta masyarakat.  Keterlibatan pemerintah dalam hal ini berkaitan dengan pendidikan umum dan kejuruan seyogyanya berorientasi pasar. Program pengembangan dan latihan dapat menigkatkan produktivitas tenaga kerja, untuk itu perlu adanya penilaian terhadap prestasi kerja ataupun pelaksanaan kerja.
Kesempatan kerja dpat diciptakan oleh suatu perekonomian tergantung pda pertumbuhan dan daya serap masing-masing sektor. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja antara lain:
1.      Kemungkinan subtitusi tenaga kerja dengan faktor poduksi yang lain misalnya modal
2.      Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan
3.      Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi pelengkap lainnya.
4.      Elastisitas persediaan faktor produksi pelengkap lainnya
2.1.4        PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
Kebijaksanaan perluasan kerja erat hubungannya dengan kebijakkan kependudukan secara umum penyediaan atau penawaran tenaga kerja suatu negara atau daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jumlah penduduk, tenaga kerja, pendidikan, perkembangan ekonomi dan lain-lain. Semakin sempitnya daya serap sektor modern terhadap perluasan kesempatan kerja telah menyebabkan sektor tradisional merupakan tmepat penampungan angkatan kerja. Lapangan kerja terbesar yang dimiliki Indonesia berada pada sektor informal. Besar kecilnya tenaga kerja terhadap tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor- faktor yang memungkinkan substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lainya, elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan dan elastisitas persediaan dari faktor produksi pelengkap lainnya.
Penyebaran tenaga kerja secara meluas baru terdapat pada tahap sesudah mulai tumbuhnya kekuatan sekunder di bidang industri. Keadaan ini memakan waktu satu dasawarsa atau lebih lama lagi. Sementara itu sebagian masyarakat masih tergantung pada sektor tradisional, yaitu produksi pertanian dengan tingka teknologi yang sederhana dan produktivitas yang relative rendah. Kenaikan ini sering tidak dapat berpacu dengan laju pertumbuhan penduduk. Bagian yang semakin besar dari hasil tambahan disektor yang tumbuh degan pesat, sebaiknya dialihkan sebaiknya dialihkan sebagai reinvestasi untuk memperluas dasar kegiatan ekonomi masyarakat.

2.1.5        STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH DI ERA OTONOMI
Titik beratpembangunan nasional maupun daerah dewasa ini masih tetap dalam bidang ekonomi yang dilakukan dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan penyediaan lapangan kerja, memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dan sekaligus untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar daerah yang dewasa ini cukup tinggi dan mencemaskan.
Strategi pembangunan ekonomi daerah di era otonomi itu adalah sebagai berikut:
1.        Strategi pembangunan berbasis keuntungan kompetitif daerah.
2.        Pengembangan komoditi unggulan
3.        Peningkatan kemampuan teknologi daerah
4.        Peningkatan kualitas sumber daya manusia daerah
5.        Pengembangan kewirausahaan daerah
6.        Pengembangan kawasan ekonomi terpadu
7.        Pembangunan ekonomi kota
8.        Pengembangan ekonomi desa
2.1.6        KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN DI ERA OTONOMI
Salah satu bentuk kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang didasarkan pada prinsip keuntungan kompetitif adalah pengembangan komoditi unggulan. Pemerintah mendorong masing- masing daerah agar dapat mengembangkan satu adau dua komoditi utama yang mempunyai potensi besar dan mempunyai daya saing tinggi sesuai dengan keuntungan kompetitif yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.
2.1.7        KEBIJAKAN MENGATASI KEWIRAUSAHAAN DAERAH YANG MASIH RENDAH
Kewirauahaan daerah umumya masih rendah, para birokrat minta dilayani masyarakat bukan melayani kepentingan publik. Masyarakat bisnis minta proyek pada pemerintah bukan inovatif menciptakan peluang bisnis. Budaya kerja birokrasi yang masih tertutup dibuat menjadi lebih mudah, terbuka dan efektif. Jika para pejabat masih tertutup, investor mana yang akan menanam investasi. Karen itu diperlukan upaya-upaya yang tegas dan serius dari pemerintah daerah untuk mengembangkan semangat kewirausahaan yang sudah ada. Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) perlu terus dilakukan sebagai ajang pembinaan dan pengembangan kewirausahaan.
3. BIAYA KETENAGAKERJAAN DAN EFEKNYA PADA PERMINTAAN
3.1 PENANGANAN USAHA KECIL
Usaha Kecil Menengah(UKM)pada tahun 2000 hanya menyumbang 5,67 persen terhadap  Domestik Bruto(PDB)dan  15 persen dari total ekspor non migas.Data –data ini jelas menunjukkan betapa besarnya potensi UKM yang masih dapat dikembangkan,baik dalam produktivitas maupun daya saing.
Sepanjang krisis keuangan dan ekonomi yang demikian  akut menimpa Indonesia dalam tahun 1997-1998,UKM diseluruh Indonesia terbukti menjadi salah satu pelaku ekonomi yang kuat dan ulet.Salah satu kekurangan dalam langkah pengembangan UKM adalah upaya mengisolasi UKM dari persaingan.Jika UKM ini sukses dan maju,mereka juga  harus bersaing atas dasar efisiensi dan kualitas.
Atas dasar kombinasi ketiga kategori tersebut,usaha kecil diklasifikasikan kedalam d3ua kelompok.Pertama  adalah micro-enterprise yang meliputi(1)self-employment perorangan,(2)self-employment kelompok,dan(3)cottage industry,yakni industry rumah tangga yang memperkerjakan kurang dari 10 orang.kedua adalah small scale enterprise,yakni terdiri dari(1)usaha kecil yang mengguanakan teknologi tradisional,dengan kecendrungan  teknologi enterprise,yaitu terdiri dari(1) usaha kecil,yang menggunakan teknologi tradisional,dengan kecendrungan teknologi yang digunakan dapat meningkat menjadi modern,dan(2)usaha kecil yang menggunakan teknologi modern, dengan kecendrungan semakin menguat keterkaitanya dengan struktur industry secara khusus.
Ada tiga tahapan perkembangan usaha kecil yang bila dilihat dari aspek pertumbuhannya.pertama,adalah usaha kecil yang masih berada pada tingkat survival.kedua adalah usaha kecil yang berada pada tingkat konsolidasi.ketiga adalah usaha kecil yang  berada pada tingkat akumulasi.Tataran pertama adalah tataran  survival.Tataran ini  barangkali  meliputi usaha-usaha kecil yang disebut sebagai self employment.Tataran perkembangan kedua adalah tataran tataran pada perkembangan konsolidasi.
Kebijakan pengembangan usaha kecil diperlukan pendekatan khusus,dan ini berarti diperlukan  penentuan target group yang sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Ada dua pendekatan yang diterapkan untuk pengembangan usaha kecil untuk menyosong era globalisasi,yakni pendekatan efisiensi dan produktivitas dan pendekatan kesejahteraan dan pemerataan.Secara sederhana barangkali disebutkan bahwa pendekatan efisiensidan produktivitaslebih cocok untuk usaha kecil yang dikelompokan kedalam usaha kecil yang telah mencapai tingkat akumulasi.
Penerapan pendekatan efisiensi dan produktivitas kepada kelompok usaha kecil tingkat akumulasi didasarkan pada pertimbangan bahwa usaha kecil tersebut dapat ditempatkan pada formal usaha besar dan usaha kecil,yakni usaha kecil yang bisa bekerja sama dengan usaha besar,yakni bersifat parlementer dengan usaha besar,efisien,dan modern dan mempunyai sifat dan prilaku  wirausaha yang tidak jauh dari usaha skala besar.
3.1.1        Prospek Usaha Kecil
Sampai disini menjadi jelas bahwa peran ekonomi usaha kecil sangat penting,tidak saja sumbanganya pada pereokonomian nasional,tetapi untuk perekonomian  masyarakat.Untuk makin meningkatkan  peran  sector usaha kecil dimasa mendatang,pemihakan pemerintahyang telah dilakukan selama ini perlu lebih diingatkan lagi.
Pemihakan yang tegas pemerintah pada usaha kecil dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya sector tersebut memperoleh akses pada pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomiyang ada ,akan memperkecil ketimpangan yang terjadi,dan mendorongnya pemerataan.
3.2 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL
Dalam hal ini, pemerintah mendorong masing-masing daerah untuk desa untuk mengembangkan satu atau dua komoditi utama yang mempunyai potensi besar dan mempunyai daya saing tinggi sesuai dengan  keuntungan kompetitif  yang dimiliki oleh daerah  yang bersangkutan. Aspek penting lainya dari aspek komoditi unggulan daerah tersebut adalah  guna memperbaiki  distribusi pendapatan  masyarakat yang merupakan unsur penting dalam pereokonomian rakyat.
            Akhir-akhir ini pengembangan IRTK dipandang sebagai cara yang efektif  untuk memajukan sector swasta,walaupun dalam skala kecil. Keberadaan IRTK akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan keluarga yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi kelompok penduduk miskin dipedesaan. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pedesaan adalah  bagaimana menguatkan kelembagaan IRTK ini,misalnya dengan cara memfasilitasi mereka dengan berbagai macam kemdahan untuk pengutan modal (bantuan modal bergulir)maupun akses perluasan pasar.salah satu alternatif pembedayaan IRTK dalam jangka pendek adalah perlu diadakan pendidikan manajemen sederhana,menjaga kedekatan dengan pelaku IRTK,melakukan subcontracting  dan pelatihan penerapan teknologi.
Studi kasus di Kabupaten Jember berdasarkan jenisnya.produk IRTK KabupatenJember berjumlah 19 jenis yang tersebar di 9 Kecamatan.
NO
NAMA SENTRA
JENIS INDUSTRI
LOKASI SENTRA (DESA KECAMATAN)
JUMLAH TENAGA KERJA
JUMLAH UNIT USAHA
1
2
3
4
5
6
1
Gula kelapa
Gula kelapa
Lojejer kec.wuluhan
350
180
2
Tempe
Tempe
Petung kec.bangsalsari
140
70
3
Tahu
Tahu
Rowotamtu kec.Rambipuji
91
26
4
Kerupuk
Kerupuk
Mangli kec.kaliwates
421
41
5
Terasi
Terasi
Puger kulen kec.puger
100
30
6
Tepe Singkong
Tape Singkong
Pondik Dalem kec.Tanggul
70
35
7
Genteng
Genteng
Tamansari kec.wuluhan
758
360
8
Kapur
Kapur
Grenden kec.puger
970
95
9
Genteng
Genteng
Sanenrejo kec.tempurejo
302`
60
10
Ayaman bamboo
 Anyaman bamboo
Pandomasaran kec.jombang
333
245
11
Anyaman tikar
Anyaman tikar
Umbulsari kec.umbulsari
535
135
12
Tenun tikar
Tenun tikar
Curahmalang kec.rambiju
295
140
13
Kurungan burung
Kurungan burung
Dawuhanmangali kec.sukono
546
135
14
Kere bamboo
Kere bamboo
Haharjo mulio kec.silo
205
70
15
Meubel
Meubel rotan
Seputih kec mayang
111
37
16
Gerabah
Gerabah
Kelisir kec.wuluhan
80
40
17
Kalung pocok
Kalung rotan
Balung kec.balung
40
20
18
Sayangan
Sayangan
Suci kec.panti
30
13
19
Pande besi
Pande besi
Balung kulon kec.balung
185
37

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pedesaan adalah  bagaimana menguatkan kelembagaan IRTK ini,misalanya dengan cara memfasilitasi mereka dengan berbagai macam kemdahan untuk pengutan modal (bantuan modal bergulir)maupun akses perluasan pasar.salah satu alternatif pembedayaan IRTK dalam jangka pendek adalah perlu diadakan pendidikan manajemen sederhana,menjaga kedekatan dengan pelaku IRTK,melakukan subcontracting  dan pelatihan penerapan teknologi.
Studi kasus di Kabupaten Jember berdasarkan jenisnya.produk IRTK KabupatenJember berjumlah 19 jenis yang tersebar di 9 Kecamatan.
Pemerintah kabupaten sebagai fasilitator  bentuk-bentuk kerja sama antarn UKMIRTK pengusaha dengan melakukan subcontracting, yakni prinsipnya adalah mengaitkan IRTK dengan usaha yang lebih besar dan sudah mapan.Keterkaitan antar IRTK dengan usaha yang lebih besar didasarkan pada hubungan yang saling menguntungkan dimana  bagi perusahaan besar dapat melakukan proses produksi dengan lebih efisien dan bagi IRTK dapat terbantu untuk meningkatkan bisnisnya.
Program pengembangan IRTK ,kegiatan yang perlu adalah dengan memberikan (1)pelatihan dan bantuan peralatan pada IRTK.(2)bantuan pada modal berupa pinjaman dana bergulir,(3)pembutan peta tematikIRTK (4)inventarisi potensi IRTK(5)monitor harga pokok hasil produksi IRTK dan(6)bantuan alat kerja.
Program perkembangan perdagangan hasil produksi IRTK dan system distribusi, kegiatan yang perlu dilakukan adalah(1)peningkatan dan pengembangan pemasaran melalui KUB; (2)pembuatan papan namasentra; (3)pembuatan show room dalam bentuk pasar rakyat;(4)pemberdayaan peluangekspor; (5)perluasan pasar dalam negri melalui kegiatan pameran;(6)sosialisasi SKA dan Dumpung Safe Guard.
3.3  PENGEMBANGAN TENAGA KERJA BUDIDAYA TANAMAN OBAT
Tumbuhan obat merupakan salah satu tanaman hasil hutan non kayu yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk dibudidayakan. Pemakaian tanaman obat dari waktu ke waktu cendrung terus meningkat baik di dalam negri maupun di berbagai Negara di dunia. Dalam perdagangan internasional, produk tanaman obat termasuk salah satu mata dagang komoditas ekspor Indonesia.
Kawasan hutan Taman Nasional Merubetiri (TNMB) yang terletak di wilayah Kabupaten Jember dan Banyuwangi mempunyai potensi besar potensi besar produksi tanaman obat. TNMB merupakan kawasan konversi yang memiliki potensi tumbuhan obat dikawasan yang luasnya kurang lebih 58.000Ha, diperkirakan berjumlah 346 spesies.
Tanaman obat obat mempunyai multi guna, termasuk bagian rimpangannya banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisional, bahan bku industrI kosmetik, penyedap masakan,bumbu dan rempah-rempah. Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Fungsi dan manfaat ini dapat diperluaskan lagi menjadi Tanaman Obat dan Bumbu untuk Keluarga (TOBGA).
3.4 PEMBERDAYAAN  UKM  TIDAK  HANYA  BANTUAN MODAL
Keberadaan usaha kecil dan menengah (UKM) tahan banting ditengah situasi yang serba tidak menentu dan penuh ketidakpastian,sejak krisis melanda negeri ini pada pertengahan tahun 1977 sampai saat ini.pada masa krisis ini konstribusi kegiatan ekspor terbesar diberikan oleh kelompok UKM.
Pengembangan UKM  tidak cukup sekedar dengan pemberian bantuan modal uang. Padahal bagi sebagian besar UKM  yang banyak terdapat di daerah permasalahannya disebabkan karena lemahnya manajemen, aturan yang birokratis, iklim usaha yang tidak kondusif  dan penerapan teknologi menjadi kendala untuk berkembang lebih lanjut.
Dengan karakter bisnis yang sangat dinamis ,UKM hanya membutuhkan iklim usaha yang kondusif ,aturan yang tidak birokratis sehingga lebih efisien dan sedikit kemauan membantu memperbesar pendanaan.
Pendidikan manajemen sederhana harus diberikan kepada pelaku UKM  agar mampu mengembangkan usahanya dan memasarkan hasil produksinya.pendidikan manajemen sederhana ini,artinya melakukan pendidikan startegi pemasaran,melakukan administrasi yang baik dan sehat dalam bentuk akuntansi sederhana,diantaranya pelatihan cara penjualan dan administrasi keuangan.
Pemerintah sebagai fasilitator bentuk-bentuk kerja sama antara UKM-pengusaha besar dengan melakukan subcontracting yang prinsipnya mengkaitkan (likages)UKM dengan usaha yang lebih besar dan usaha mapan.
Pemerintah diharapkan tidak membuat kebijakan yang diskriminatif dan menggangu terhadap keberadaan UKM. Kebijakan pemerintah dalam mengiosalasi UKM dari persaingan menunjukan kesalahan kebijakan pemerintah paling umum dan mendasar.kebijakan itu akan menghasilkan keuntungan jangka pendek,namun tampa disadari hal ini melemahkan inovasi dan dinamisme UKM.
3.5  MANAJEMEN TERPADU PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL SUDAH SAATNYA DIBENTUK.
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan pembangunan nasional Indonesia.oleh karena itu pemerintah indonesia bertekad untuk terus mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan sektor tersebut terutama dalam rangka mempercepat terciptanya struktur ekonomi yang lebih seimbang.
Industri kecil dan menengah termasuk industri kerajinan dan industri rumah tangga perlu di bina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu berkembang mandiri,meningkatkan peranannya dalam penyediaan barang dan jasa dalam berbagai komponen baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.oleh karena itu pengembangan industri kecil dan menengah perlu diberi kemudahan baik dalam permodalan,perizinan maupun informasi pemasaran.
Pembinaan dunia usaha industri dititik beratkan pada penciptaan iklim yang sehat dan merangsang kegiatan ekspor non migas dalam rangka meningkatkan devisa negara,memacu kompetisi yang sehat dan produktif sehingga timbul persaingan yang sehat di antara pengusaha baik dalam bentuk produk maupun pemasarannya.
Secara ekonomis industri kecil mempunyai potensi besar yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,sehingga perlu dikembangkan semaksimal mungkin.kegiatan industri kecil pada umumnya berada pada sektor menyerap tenaga kerja cukup besar.
Pembangunan secara luas dapat diartikan sebagai usaha lebih meningkatkan produktivitas sumber daya yang baik sumber daya manusia,sumber daya alam maupun sumber daya modal/kapital. Khusus mengenai sumber daya manusia,memiliki dua faktor yaitu:(1) angkatan kerja yang belum memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai.untuk sumber daya ini memerlukan investasi berupa pendidikan dan latihan agar dapat menjadi sumber daya produktif;dan (2) sumber daya yang telah memiliki  keterampilan dan keahlian serta keahlian dalam mengelola usaha jumlahnya sangat sedikit.
Pengembangan industri kecil ditingkatkan dengan melaksanakan berbagai jenis pelatihan dan bimbingan teknis yang mencakup aspek teknologi produksi,manajamen dan pemasaran.pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan,produktivitas dan skala usaha industri kecil,serta meningkatkan mutu produk,makakebijakan penerapan gugus kendali mutu(GKM) pada industri kecil terus dilanjutkan ditambah dengan monitoring secara ketat untuk lebih mendukung pengembangan industri kecil maka daya guna unit pelayanan teknis (UPT) sebagai sarana penunjang pembinaan dan pengembangan bagi industri kecil yang sudah berjalan terus dioptimalkan,dengan perubahan reorganisasi SDM yang profesional dalam menangai UPT tersebut.
Sebelum membentuk manajemen terpadu pengembangan industri kecil dikabupaten jember,ada 5 (lima) hal yang perlu di observasi oleh tim,yaitu
1.      Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penentu pengembangan industri kecil di kabupaten jember.
2.      Mengidentifikasi keterkaitan dan peran industri pada masyarakat dalam hubungannya dengan pengembangan industri kecil di kabupaten jember.
3.      Mapping berbagai potensi keunggulan industri kecil dan kegiatan usahannya di kabupaten jember.
4.      Bagaimana profil industri kecil di kabupaten jember.
5.      Pemilihan dan penuntun aktivitas yang menjadi basis program terpadu pengembangan industri kecil di kabupaten jember.
Hasil yang diharapkan dengan adanya penerjunan tim observasi tersebut dilapangan adalah.
1.      Membuat Rekomendasi kebijakan yang memadukan berbagai institusi dan kegiatan yang terkait dalam usaha mengembangkan industri kecil di kabupaten jember.
2.      Panduan program terpadu kegiatan pengembangan industri kecil untuk jangka menengah dan jangka panjang di kabupaten jember.
3.      Memberikan masukan untuk mencari jalan keluar bagi kebijakan peningkatan kesempatan kerja melalui industri kecil.
3.6   PENGEMBANGAN JARINGAN EKONOMI PEDESAAN
Untuk medukung pengembangan sumber daya keluarga dan sumber daya manusia di pedesaan serangkai intervensi sosial ekonomi yang mendorong perubahan dari kondisi agraris menjadi kondisi industri.Selama ini telah dikenal adanya lembaga ekonomi di pedesaan yang menghidup kegiatan ekonomi pedesaan yang terdisional seperti lumbung desa,pedagang pengumpulan hasil pertanian,pasar mingguan,pasar ternak,KUD dan sebagainya.Eksistensin dan manfaatnya. Telah cukup dirasakan oleh masyarakat pedesaan,hanya saja pertumbuhan dan perkembangan relatif lambat.
3.6.1     Modernisasi Lembaga Ekonomi di Pedesaan
Terdapat 2 (dua) karakteristik bidang perkerjaan yang pada umumnya berkembang di daerah pedesaan yaitu.
1.      Masih bertumpu pada sektor informal dibandingkan dengan sektor formal dan.
2.      Masih bertumpuh pada sektor pertanian tradisional.
Karakteristik kedua sektor di atas yaitu sektor informal dan sektor pertanian ditandai antara lain produktivitasnya rendah,jam kerja tidak teratur,modal kecil,menggunakan cara manajemen tradisional dan sebagainya.
3.6.2   Peningkatan pemasaran dan kualitas produk
Untuk mendorong pembangunan yang makin marak maka kepada keluarga-keluarga di pedesaan diberikan susunan yang sangat menunjang yang membuat mereka makin betah tinggal dan berusaha di pedesaan.
Kegiatan ekonomi pedesaan diharapkan makin beragam tidak lagi hanya menjual hasil produk pertanian tetapi sudah mengacu kepada produk non-pertanian,jasa dan industri.
Industri-industri rumah tangga yang berkembang di pedesaan akan merangsang modal dan teknologi beralih masuk ke pedesaan.desain dan kualitas produk yang dihasilkan akan makin baik dan sekaligus merangsang pula kegiatan ekonomi produktif lainnya dan sistem pemasarannya.
Berbagai kegiatan ekonomi produktif di pedesaan yang diharapkan berkembang antara:
1.        Masyarakat pedesaan melakukan intensifikasi lahan pertanian dan pemanfaatan tanah perkarangan tidak terbatas pada tanaman pangan tetapi mencakup kegiatan perikanan dan perternakan.
2.        Industri rumah tangga yang mengacu pada petik-olah-jual dan untung (pelaju) untuk hasil pertanian dan proses-kemas-jual dan untung(pemaju) untuk hasil non-pertanian,serta.
3.        Penguja, karena sektor jasa di pedesaan akan semakin beragam dan memberikan pelayanan buku saja untuk penduduk pedesaan itu sendiri bahkan dapat pula melayani kebutuhan penduduk kota yang berlibur di desa,kegiatan pelayanan jasa itu antara lain seperti bengkel las,bengkel mobil,angkutan ojek,salon kecantikan dan lain-lain.
Tumbuhnya kegiatan-kegiatan tersebut akan mendorong semakin meningkatnya pemasaran dan kegiatan perekonomian mikro di daerah pedesaan.
3.6.3         Peranan Kelompok Keluarga dalam Mengerakan Ekonomi Desa
Ekonomi kelembagaan sudah lama diketahui berperan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi terutama didaerah pedesaan.berbeda dengan karakteristik penduduk daerah perkotaan yang memiliki tingkat pendidikan,aksesibilitas yang tinggi dan lain sebagainya.penduduuk daerah pedesaan pada umumnya masih memiliki tingkat pendidikan,pengetahuandan pengalama yang rendahdalam sistem ekonomi modern.oleh karena itu,dalam mengembangkan ekonomi pedesaan,sistem ekonomi kelembagaan dipandang lebih cocok dibandingkan dengan sistem ekonomi perseorangan(individu/privatisasi).para ahli berpendapat bahwa lembaga dapat diartikan sebagai suatu norma/kaidah peraturan atau organisasi yang memudahkan koordinasi dalam membentuk harapan masing-masingyang mungkin dapat dicapai dengan saling bekerja sama.
Untuk mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,pemerintah kemudian membuat berbagaikebijakan di antaranya bangga suku desa yang diharapkan mampu merangkum secara efektif dalam pencapaian ketiga tujuan tersebut di atas.gerakan bangga suku desa yang dijabarkan dengan program pemaju,pelaju,takesra,dan kukesra pada dasarnya mengambil prinsip pada pengembangan ekonomi pedesaan yang mandiri.untuk itu keberadaan lembaga perekonomi di daerah pedesaan diupayakan untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keberadaan lembaga perekonomian ini yaitu tingkat laku perorangan anggota,kelompok masyarakat,bidang usaha ekonomi,upaya peningkatan kesjahteraan melalui peningkatan harga untuk barang yang dihasilkan,upah tenaga kerja,kesempatan kerja yang terbuka,hubungan konsumsi dengan tabungan yang ada,serta kaitannya dengan tujuan-tujuan investasi ekonomi pedesaan.
Kemampuan menyelenggarakan bangga suku desa,termasuk keberhasilan penyediaan modal bagi keluarga-keluarga dan pembanguna jaringan ekonomi pedesaan yang disertai tumbuhnya sikap mental”moderen” dari masyarakat desa selanjutnya akan mempercepat tinggkat urbanisasi.pada gilirannya mensejajarkan indonesia dengan negara-negara maju lainnya dalam kancah perdadangan dan investasi bebas.
         
           
           



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Elastisitas adalah persentase perubahan variable bebas dibandingkan presentase perubahan variable tidak bebas. Dalam konteks ini dapat dicontohkan hubungan antara biaya perusahaan yang dimiliki dan permintaan tenaga kerja. Bila anggaran peruahaan naik maka permintaan tenaga kerja akan tenaga kerja langsung berkaitan dengan proses poduksi naik pula.
Usaha Kecil Menengah (UKM)pada tahun 2000 hanya menyumbang 5,67 persen terhadap  Domestik Bruto(PDB)dan  15 persen dari total ekspor non migas.Data –data ini jelas menunjukkan betapa besarnya potensi UKM yang masih dapat dikembangkan,baik dalam produktivitas maupun daya saing.
Sepanjang krisis keuangan dan ekonomi yang demikian  akut menimpa Indonesia dalam tahun 1997-1998,UKM diseluruh Indonesia terbukti menjadi salah satu pelaku ekonomi yang kuat dan ulet.Salah satu kekurangan dalam langkah pengembangan UKM adalah upaya mengisolasi UKM dari persaingan.Jika UKM ini sukses dan maju,mereka juga  harus bersaing atas dasar efisiensi dan kualitas.
B.     Saran

Dalam pembuatan makalah terntunya kami masih banyak kekurangan. Makal dari itu kami membutuhkan saran dari pembaca, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bimbingan Dan Konseling

Materi Ekonomi Publik (Eksternalitas)

Contoh Bisnis Plang (Uasaha Jamur Krispi)