Makalah Sejarah Ekonomi

Makalah Sejarah Ekonomi  

oleh : Dini Setyawati | 150401020027
Fakultas Ekonomika dan Bisnis 
Progam Studi Pendidikan Eknomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pemikiran kaum klasik telah membawa perubahan besar dalam bidang ekonomi. Salah satu hasil pemikiran sistem perekonomian liberal. Dalam pemikiran kaum klasik bahwa perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar. Alangkah baiknya kita juga harus mengetahui bagaimana pemikiran-pemikiran ekonomi klasik oleh tokoh-tokoh yang terkenal. Adam Smith sebagai pendiri paham klasik hidup pada tahap awal Revolusi Industrial di Inggris.  Pandangan-pandangannya yang optimis tentang kekayaan bangsa-bansga tidak original,  tetapi dia telah berhasil mengutuhkan berbagai pandangan yang relevan dengan pembahasannya. Pembahsan teori ongkos-produksi, upah, laba dan sewa lebih utuh dan terkait dibicarakan. Di samping itu teori pembangunannya telah memperhitungkan pertumbuhan penduduk, pembagian kerja dan akumulasi modal.
Pada generasi berikutnya pandangan-pandangan aliran ekonomi Klasik cenderung bersifat pesimis. Hal ini berkaitan dengan teori penduduk dari Malthus dan teori upah dan sewa-lahan Dari Ricardo. Hal ini disusul pula oleh berbagai kritik yang tajam terhadap pemikiran-pemikiran ekonomi Klasik. John Stuart Mill seorang tokoh ekonomi yang hiadup diujung masa aliran Klasik, pembahasan-pembahasannya bersifat eklektik (eclectic). Sumbangannya yang terkenal terhadap pemikiran ekonomi Angara lain adalah hukum produksi dan distribusi, dasar teori perdagangan internasional, dan mengembangkan metodologi ekonomi.
Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Adam Smith menyebutnya dengan metafora “tangan tak terlihat”, yang akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan alami mereka tanpa adanya campur tangan dari luar. Ekonomi klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam sejarah pemikiran ekonomi.
1.2  RUMUSAN MASALAH
  1. Apa saja ruang lingkup ekonomi klasik ?
  2. Bagaimana pemikiran ekonomi klasik Adam Smith?
  3. Bagaimana pemikiran ekonomi klasik Malthus dan Ricardo.
1.3  TUJUAN PENULISAN
  1. Untuk mengetahui ruang lingkup ekonomi klasik.
  2. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi klasik Adam Smith.
  3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi klasik Malthus dan Ricard.

1.4  MANFAAT PENULISAN
  1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang ruang lingkup ekonomi klasik secara rinci.
  2. Memberikan wawasan yang luas kepada mahasiswa mengenai pandangan pemikiran ekonomi klasik Adam Smith dan Malthus dan Ricard
  3. Mahasiswa memahami rangkaian pemikiran-pemikiran utama aliran Klasik dengan pemikiran-pemikiran sebelumnya.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    RUANG LINGKUP EKONOMI KLASIK
Ruang lingkup ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan individu dan negara
2.1.1   Kemerdekaan Alamiah
Landasan pandangan ekonomi klasik adalah kepentingan-pribadi dengan kemerekaan alamiah. Kemerdekaan-pribadi sedemikian sempurnanya, sehingga setiap orang tahu apa yang perlu, apa yang menguntungkan bagi dirinya. Pada tahun 1776, terbit buku yang terkenal : The Wealth Of Nations. Pada tahun-tahun sekitar itu kepulauan Inggris masih dalam tahap transisi. Dunia perdagangan baik di dalam maupun ke luar negeri telah berkembang., sedangkan sektor industri dan pertanian mulai menampakkan perbaikan. Dengan pandangan-pandangannya itu Smith sebenarnya menentang arus, oleh karena arus pemikiran Merkantilis masih berkembang, yang menekankan peranan negara dalam kegiatan ekonomi. Walaupun demikian, terlihat dengan jelas kesinambungan alur pemikiran fisikrat dengan dasar pemikiran ekonomi klasik.    
      Pendekatannya, bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham sebelumnya, lebih terpadu, konsisten, dan mendalam dan bersifat lebih umum. Membicarakan kekayaan sagat penting karena itulah subyek pengkajian ekonomi. Perdagangan internasional bukan semata-mata untuk mendapatkan logam-logam mulia tetapi untuk pertukaran komoditi yang diperlukan, memperluas pasar dan hal ini akan meningkatkan pembagian kerja.
      Dalam pembahasan-pembahasannya diutarakan antara laini : pembagian kerja, pegukuran dan sebab timbulnya nilai, ongkos produksi, penawaran yang menentukan tingkat harga, teori upah, sewa dan laba. Disamping itu, jika didalam lebih lanjut, Smith telah membahas teori pembangunan ekonomi. Smith mempertahankan semboyan Laissez Faire, dengan pengatur adalah tangan yang tak tampak (invisible-hand). Walaupun pendangan-pandangannya optimis, diakuinya bahwa kemajuan ekonomi akhirnya akan mencapai titik-berhenti. Dalam proses kemajuan itu, terkadang andalan yang paling penting, yakni persaingan, berlangsung di antara jumlah perusahaan yang sangat banyak.

2.1.2        Pemikiran yang Pesimisktik
Revolusi industri pada abad ke 19 di Inggris, telah membawa negeri itu dari masyarakat agraris ke masyarakat industri . Penemuan berbagai mesin, beralihnya pola industri rumah tangga pabrik dan munculnya industri modern telah mendatangkan hal-hal yang kurang menyenangkan seperti kemiskinan, pengangguran, tenaga kerja anak-anak dan tekanan-tekanan baru dalam kehidupan, baik di kota-kota maupun di pedesaan. Dalam keadaan yang demikian, Thomas Robert Malthus (1776-1834), membahas tentang jumlah penduduk yang bertambah lebih cepat dari pada pertumbuhan bahan makanan. Bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population as it the future Improvment of Society,  terbit pada tahun lalu 1798. Malthus menolak pandangan Wiliam Godwin dan Condorcet dan pandagan-pandangan yang optimistk pada abad ke-18.
John Stuart Mill (1806-1873), salah seorang intelektual, filsuf, pemikir ekonomi dan politik menulis buku Principles of Political Economy, With Some ot Their Applications to Social Philosophy. Buku ini menguasai ajaran-ajaran ekonomi tidak hanya di Inggris. Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh Jeremy Bentham (1748-1832). Mill menyetujui prinsip-prinsip ekonomi sosialis, sehingga ada anggapan bahwa Mill telah meninggalkan ekonomi dengan dasar individu yang merdeka. Anggapan ini sampai sekarang menjadi kontroversi.  Namun demikian dalam bukunya Mill masih melanjutkan tradisi ekonomi Klasik, namun pada masanya kritik-kritik itu memuncak bersamaan dengan munculnya pembahasan-pembahasan ekonomi sosialis yang lebih tajam. Oleh karena itu, uraian tentang Smith dan Ekonomi sosialis dibicarakan pada modul berikutnya.
2.1.3        Individu dan Negara
Beberapa pengeritik pemikiran ekonomi Klasik antara lain adalah Lauderdale (1759-1830), Sismondi (1789-1842), Adam Muller (1779-1829), Friedrich List (1789-1846) dan Marx (1818-1883). Kritik mereka yang tajam terhadap pemikiran ekonomi Klasik diajukan pada dasar pemikirannya, yakni tentang semboyan Laissez-Faire. Ini berarti mereka menolak pandangan terbit-alamiah dan kemerdekaana alamiah, ataupun pemikiran ekonomi yang atomistik. Para pengeritik ini bertolak dari prinsip-prinsip bahwa peran negaralah yang lebih utama, yang lebih berorientasi  kepada dasar-dasar ekonomi sosialis. Disamping itu, kritik-kritik tersebut diajukan pula terhadap metodologi dan kelembagaan yang bersifat politis, sosiologis dan historis. Karl Marx pula yang memberi nama faham ekonomi yang dipelopori Adam Smith itu, dengan sebutan ekonomi klasik, yakni pemikiran ekonomi yang sudah tua. Namun demikian, sampai sekarang masih mempunyai tradisi yang abadi.

2.2.  PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK ADAM SMITH
2.2.1   Sumber Pemikiran
Seperti telah dibicarakan sebelumnya,  paham filsafat naturalis merupakan landasan pemikiran Smith.  Tetapi Smith tidak mulai dari nol,  rantai panjang telah merangkai landasan tersebut.  Dalam aliran ini ditemukan nama-nama Stoic dan Epicturus dalam filsafat alamiah Yunani kuno.  Dalam masa kerajaan Romawi tercatat pula nama-nama besar,  seperti Cicero, Seneca dan Epictitus.  Selanjutnya dalam kurun waktu Renaissance dan reformasi aliran ini kembali mengalami modifikasi dalam karya-karya Bacon,  Hobbes dan Locke.  Aliran Pisiokrat mengembangkannya lebih lanjut dan pada masa Adam Smith sepenuhnya mekar dalam pemikiran ekonomi.
      Secara fundamental, hasil kerja Smith tidak banyak berbeda dengan karya-karya pendiri ekonomi Politik di Perancis pada Pikiokrat,  walaupun ada bagian-bagian dari The Wealth Of Nations mengeritik pandangan Pisiokrat. Setidak-tidaknya karya Wuesnsy dan Mercier de la Riviere menjadi acuan penting bagi pemikiran ekonomi yag dikembangkan Smith. Berbagai teori yanh dibahas oleh Smith berutang budi kepada nama yang telah terkenal sebelumnya.  Teori tentang uang, Smith mengembangkan pendapat Hume dan Locke,  bahkan juga Steurt.  Begitu juga dalam membicarakan teori keuangan publik (public finance) Smith memakai acuan tulisan Petty dan Steurt.  Karangank-karangan Petty,  Steurt dan Cantillon merupakan perintis sebelum Smith membicarakan teori nilai.
Apapun yang terjadi,  itulah rangkaian kesinambungan pemikiran tidak seorang pun mulai dari titik nol. Setiap pemikir,  peneliti yang mengembangkan ilmu ekonomi harus banyak membaca dan membaca,  sehingga dia tahu perkembangan setiap teori yang ia kembangan dan ini merupakan utang budi dalam dunia ilmu.  Proses itu tidak luput dari berbagai kritik. Smith mengeritik bagian-bagian pandangan Pisiokrat, menghantam pemikiran Merkantilisme dan kemudia Smith sendiri mendapat giliran juga untuk dikritik.  Oleh karena itu,  ilmu ekonomi terus dalam jalur perkembangan.

2.2.2   Filsafat Sosial dan Politik
Risalah yang dibuka Adam Smith dalam bukunya meliputi produksi,  distribusi dan penukaran yang telah pernah dilakukan sebelumnya pada berbagai negara,  kemudian melakukan perbaikan yang lebih mengintegrasikan teori-teori tersebut dalam lingkungan yang bersifat makro. Pengarang The Wealth Of Nations ini menyatakan,  bahwa pada hakekatnya perilaku manusia mempunyai enam motif.  Ke enam motif itu adalah cinta diri sendiri (self-love),  simpati,  keinginan untuk merdeka,  mempunyai rasa sopan santun (sense of property),  senang bekerja dan cenderung untuk saling menukar, barter, dengan barang-barang lain.  Konsekuensi dari motif tersebut masalah campur tangan dari pemerintah yang terlalu jauh yang akan bersifat negatif. Tiga tugas pemerintah adalah pertama,  tugas pertahanan dan keamanan; kedua,  menjamin tegaknya keadilan,  dan ketiga mempersiapkan public works dan hal-hal yang bersifat kelembagaan yang tidak dapat dilakukan secara individu atau kelompok individu dan tidak cukup menguntungkan.  Menjamin kedamaian dalam dan luar negeri,  keadilan,  pendidikan dan prasarana minimum untuk kegiatan usaha masyarakat seperti,  jalan raya, pelabuhan, jembatan,  kanal-kanal.  Inilah tugas-tugas pemerintah,  diluar itu diatur oleh tangan yang tersembunyi. 
Smith tidak hanya melihat sektor pertanian sebagai sektor yang produktif,  tetapi mempelajari lebih luas hubungan perdagangan,  industri dengan pertanian.  Dengan mendorong investasi ke sektor industri akanegembangkan sektor pertanian dan menimbulkan kegiatan pertukaran.  Ini berarti memajukan perdagangan.  Merupakan suatu kebijakan bagi setiap keluarga, jika membuat barang-barang yang harganya lebih murah.  Sebaliknya,  jika barang itu lebih mahal jika dibuat sendiri, maka lebih baik membeli. Smith berpendapat bahwa kelangsungan persaingan bebas perlu dijamin. Inilah tugas kebijaksanaan ekonomi yang utama,  yang diprioritaskan.  Permana pemerintah sangat minimum.  Hanya dengan persaingan yang demikian,  yang konsisten dengan kemerdekaan alamiah, yang mendorong kemajuan.  Setiap orang dapat memperoleh hasil dari usahanya dan memberikan sumbangan penuh untuk kepentingan bersama. Pandangan-pandangan nya senantiasa menentang pengaturan ekonomi oleh negara dan sangat tidak setuju dengan monopoli,  serta hak-hak istimewa yang dimiliki sekelompok orang.  Ini harus ditiadakan jika ekonomi masyarakat ingin berkembang, sehingga seluruh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan    dapat ditingkatkan. 

2.2.3   Teori Nilai
Tidak kurang dari dua ratus tahun sebelum buku Smith yang terkenal itu terbit, ahli-ahli ekonomi senantiasa mencari sumber akhir kekayaan suatu bangsa.  Seperti telah diutarakan pada uraian aliran pemikiran ekonomi,  Merkantilisme mengandalkan sumber kekayaan pada perdagangan luar negeri,  sedangkan aliran Pisiokrat melihatnya dari sektor pertanian dan pertukaran.  Smith mungkin keliru, dengan mengatakan bahwa tidak mungkin ada pertukaran tanpa pembagian kerja.  Tetapi yang dimaksud Amit adalah bahwa kaitan antara pasar dengan produktivitas,  sedangkan perdagangan harus berlangsung dengan bebas untuk pengembangan kekuatan-kekuatan produktif. Smith mempunyai andaikan bahwa keadaan ekonomi senantiasa dalam keadaan full-employment. Sebenarnya, dengan membicarakan hal ini,  secara langsung mengingatkan kita pada kurva-transformasi (sering juga disebut dengan (production Possibility curve).
Setelah diuraiakan dasar teori nilai yang merupakan sumber kekayaan bangsa-bangsa,  maka sekarang timbul pertanyaan menyangkut aspek teknis.  Pertama,  apa pengukuran nilai yang terbaik; kedua,  faktor-faktor apa yang menentukan bahwa suatu barang mempunyai nilai; ketiga, faktor-faktor apa yang menentykan tingkat harga umum?  Secara singkat pertanyaan ini dapat dijelaskan bahwa jawaban yang pertama menyangkut cabang ilmu ekonomi tentang kesejahteraan.
Dalam pembahasannya tentang ketiga hal itu, Smith kurang tajam membedakan,  bahkan sering meragukan. Karena membicarakan Welfare-economics relatif subyektif,  dan kadang-kadang Smith kembali kepada aliran Skolastik, maka uraian selanjutnya yang labuh terperinci adalah pertanyaan yang menyangkut harga relatif. Memang, ahli-ahli ekonomi dewasa ini telah maju dalam mengukur secara kuantitatif. Ada Tiga penjelasan yang dapat digunakan untuk menerangkan penjelasan yang dapat digunakan untuk menerangkan teori harga relatif.  Pertama, penjelasan melalui ongkos produksi; kedua,  teoti utilitas marginal, dimana harga relatif ditentukan oleh permintaan; ketiga, harga relatif ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Menurut Smith,  harga alamiah (natural-price)  dalam keseimbangan jangka panjang ditentukan oleh ongkos produksi. Terjadi ketidaktaatan atas uraian Smith. Ada pendapat menyatakan hal ini karena penulisan The Wealth Of Nations yang menggunakan waktu lama (sekitar 10 tahun lebih). Telah diutarakan bahwa arti nilai bagi Smith (sebelumnya juga oleh Petty dan Cantillon),  adalah mengandung dua hal, yakni nilai-guna dan nilai-tukar. Namun demikian, dari dua pengertian ini, ada persoalan yang tidak terselesaikan oleh Smith dan juga oleh ahli-ahli ekonomi Klasik, yakni diamond-water-paradox. Smith menyatakan bahwa nilai tukar adalah kekuatan suatu barang untuk membeli barang lain. Inilah harganya, sebagai ukuran obyektif dalam pasar.  Teori harga relatif dari Smith dapat dijelaskannya melalui : pertama,  teori ongkos tenaga kerja; kedua,  teori jumlah tenaga kerja dan; ketiga,  teori ongkos produksi. Smith terlebih dahulu membedakan dua keadaan ekonomi, ekonomi yang masih primitif dan ekonomi yang telah maju. Pada tahap pertama, teori pertama dan kedua sesuai. Kedua teori ini mengabaikan akumulasi modal dan nilai lahan, jadi semata-mata ongkos produksi ditentukan oleh tenaga kerja. Dalam teori ongkos tangan kerja (labour cost theory)  dikatakan bahwa jika ongkos untuk menangkap seekor berang-berang (beaver)  adalah dua kali ongkos menangkap seekor menjangan, maka dalan pertukaran dipasar,  seekor berang-berang secara alamiah harus ditukarkan dengan dua ekor menjangan. Dalam teori ekonomi harga tersebut dinamakan juga dengan keseimbangan jangka panjang.
Disamping harga keseimbangan tersebut Smith mempunyai pula harga pasar, atau keseimbangan jangka pendek. Jika harga berang-berang meningkat, misalnya, maka dengan sendirinya dalam kaitan ini, harga menjangan turun.  Akibatnya, para pemburu menjangan kurang bergairah dan motivasi unruk memburu berang-berang akan lebih tinggi. Tetapi ada dua cara mendapatkan menjangan.  Pertama, secara langsung dengan memburu menjangan; kedua, dengan cara tidak langsung, memburu dan menangkap berang-berang,  kemudian menukarkan binatang ini dengan menjangan di pasar. Andaikan lain yang perlu dilengkapi adalah: pertama,  pemburu benar-benar rasional dalam perhitungan yang didorong oleh self-interest.  Kedua, pasar dalam struktur persaingan sempurna. Pemburu sebagai pengusaha sebagai pricet-taker, tidak seorang pun dari mereka yang dapat mempengaruhi tingkat harga.  Ketiga, bahwa berapa pun berang-berang dan menjangan yang dibutuhkan, ada tersedia dengan ongkos rata-rata tidak berubah (constant-cost).  Model mekanisme harga Smith ini sering disebut model statis komparatif.
Selanjutnya, tingkat harga relatif barang berdasarkan teori jumlah tenaga kerja (labour command theory)  ditentukan oleh jumlah tenaga kerja. Dalam hal ini dapat dikabarkan ke dalam jumlah jam kerja. Jadi menurut contoh tadi, waktu yang diperlukan untuk menagkap berang-berang dua kalu lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk menangkap seekor menjangan.  Kedua teori ini mempunyai persamaan, tetapi relevan teori ongkos tenaga kerja dalam bentuk ekonomi yang relatif lebih modern. Hanya saja, dalam tahap ekonomi yang lebih modern, telah terjadi akumulasi modal, sedangkan lahan tidak lagi sebagai barang bebas. 
Penjelasan harga relatif barang melalui teori ongkos produksi adalah sebagai usaha mengatasi kesulitan yanh ditemui pada dua teori yang telah dijelaskan tadi. Ada kesulitan yang timbul dengan menggunakan teori nilau tenaga kerja (labour theory of value) dalam tahap ekonomu yang telah maju. Dalam teori ongkos produksi harga relatif direntukan oleh semua pembayaran yang dikeluarkan unruk semua faktor produksi, seperti tenaga kerja, modal, bahan baku, lahan dan laun-laun.  Dalam pengertian Smith,  laba termasuk tingkat bunga. Jadi kalau kita kembali pada contoh perburuan kedua jenis binatang tadi, maka ongkos total unruk menangkap berang-berang (OTb),  dan ongkos total untuk menangkap/berburu menjangan (OTm)  menjadi patokan harga relatif, yakni = OTb : OTm. Ongkos total boleh diganti dengan ongkos rata-rata untuk masing-masing barang.  Dalam hal ini tingkat harga alamiah sama dengan ongkos produksi.

2.2.4   Teori Modal dan Distribusi
Pada uraian tadi telah disampaikan bahwa pada ekonomi yang lebih modern, telah terjadi akumulasi modal dan lahan dimiliki tuan-lahan, sedangkan pemilik modal mendapat laba. Dengan demikian terjadi pergeseran arti teori nilai yang semula dikemukakan Smith, yang dianggap berlaku pada masyarakat dengan ekonomi yang primitif. Dengan demikian, nilai nyata suatu barang sama dengan jumlah ongkos produksi. Jadi, sumber nilai bukan hanya tenaga kerja, tetapi juga lahan dan pemilik modal.
Timbul pertanyaan lain : Dari mana nilai surplus berasal?  Smith menolak pendapat yang menyatakan bahwa surplus berasal dari barang yang dijual dengan tingkat harga di atas nilainya. Nilai itu katanya mengandung dua bagian yakni,  kepada tenaga kerja di satu pihak dan pemilik modal (termasuk lahan).  Di pihak lain tampaknya pengertian ini bergandengan dengan paham Pisiokrat,  yang disebut dengan produit net. Tetapi Pisiokrat berpendapat bahwa terjadi nilai tambah (value-added)  sebagai hasil tenaga kerja, bukan hadiah dari alam. Dengan demikian, sulit untuk mengatakan bahwa sumber nilai satu-satunya adalah tenaga kerja. Hal ini akan berangkai denga pandangan Riaccardi dan Marx,  dalan konsep nilai lebih (surplus-value). Namun, penjelasan Smith, sebagian an menyangkut teori distribusi, yakni hasil (revenue) dari setiap golongan (kelas)  masyarakat. Pertama, kelompok kerja subsisten dan kedua, hasil dari pemilik lahan (landlord),  dan pemilik modal. Inilah yang membuat teori ongkos produksi lebih relevan daripada teori ongkos tenaga kerja.
Dengan demikian, laba yang merupakan bagian dari nilai barang yang dihasilkan merupakan milik kapitalis. Hubungan upah dan laba beralawan. Peningkatan persediaan modal karena persaingan berakibat tingkat laba menurun, sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja dapat meningkat. Keadaan terakhir ini akan meningkatkan pula tingkat upah. Tingkar laba, menurut Smith adalah sekitar jumlah modal yang hilang dalam proses produksi ditambah kasa memiliki modal.
Smith berpendapat bahwa, sewa (rente) tidak termasuk penentu tingkat harga.  Rente bukanlah sebab, tetapi akibat. Sebagai akibat, maka jika tingkat harga barang meningkat, maka rente ikut meningkat. Jika harga hasil pertanian hanya cukup untuk menutupi ongkos-ongkos kapitalis, maka lahab tidak terkena beban sewa, tetapi jika tingkat meningkat, maka tuan-alahanenjadu monopolistik. Sebenarnya, dari pandangan ini, terliahta terjadi kettidakazasan teori rente. Dari sinu pula Ricardo memulainya.
Apapun yang telah menjadi kelemahan teori yang dikemukakan Smith, telah mendatangkan sumbangan besar terhadao teori ekonomi waktu itu. Sumbangan itu, dengan jelas terlihat pada teori nilai yang dikaitkan dengan teori distribusi. Kaitan antara variabel modal, tenaga kerja, tingkat bunga, upah dan laba menjadi terintegrasi. Laba, sewa, dan upah adalah tiga sumber dari nilai tukar dan kemudian di kaji perilaku masing-masing variabel. Contohnya: dengan maju nya sektor pertanian, dan pertumbuhan penduduk akan diikuti oleh peningkatan kekayaan masyarakat, tetapi semakin tinggi luka bagian nilai barang yang dihasilkan ke tangan tuan-lahan.  Di lain pihak,  peningkatan penduduk berakibat meningkatnya permintaan dan ringkat harga, meningkat pula hasil-hasul pertanian dan dengan demikian semakin bertambah modal digunakan dalam sektor pertanian. Selanjutnya, dengan terjadinya perbaikan teknologi pertanian, tidak banyak lagi tenaga kerja tidak terpakai lagi, oleh karena digantikan oleh modal, sebagian hasil kembali kepada tuan-lahan.
Kekuatan-kekuatan pertumbuhan ekonomi di rangkaikan menjadi suatu teori pertumbuhan. Kekuatan-kekuatan itu adalah jumlah penduduk yang mendorong permintaan, peningkatan permintaan mendorong perluasan pasar. Perluasan pasar didukung oleh efisiensi. Efisiensi menjadi operasional dengan adanya spesialisasi dan pembagian kerja.  Namun demikian,  pertumbuhan mempunyai kendala. Kemakmuran yang semakin meningkat semakin mendorong pertumbuhan penduduk. Ini berarti penawaran tenaga kerja meningkat, oleh karena itu tingkat upah menjadi turun. 
Itulah teori-teori utama yang telah dikemukakan oleh Smith lebih 200 tahun yang lalu.  Para penafsir kadang-kadang mengalami kesulitan membahas teori tersebut, oleh karena adanya pendapat Smith yang kurang dan tidak terazas. Namun demikian, hal itu tidak mengurangi kebesarannya dalam menyusun teori-teori tersebut secara terintegrasi yang lebih maju daripada sebelumnya. Tidak ada gading yang tidak retak.

2.3    PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK : MALTHUS DAN RICARDO
2.3.1      Malthus Yang Pesimis
            Dengan terbitnya buku malthus yang disebutkan tadi pada tahun 1798,pemikiran-pemikiran  yang optimis tersebut mengalami kegoncangan. Persoalan dimulai dengan debat malthus dengan orang tuanya sendiri tentang pendapat seorang ahli politik inggris dan seorang penulis prancis William Godwin dan marguis de condorcet yang berpaham utopia.Pendapat itu menyatakan bahwa sifat-sifat manusia bukanlah karena diwariskan,tetapi ditentukan oleh lingkungan dimana mereka hidup. Pernyataan ini didasarkan pada berbagai kesengsaraan,kemiskinan,dan ketidakbahagian manusia yang ditemuinya dilingkungan kehidupannya,yang bertanggungjawab atas semua keadaan ini adalah pemerintah.
            Malthus muda membantah pendapat itu, setelah membaca teori penduduk yang ditemukannya pada tulisan sebelumnya,termasuk Wealth of Notions hukum hasil lebih yang berkurang(the law of diminishing returns) yang dipernah dikemukaan oleh Turgot. Dengan menggabungkan pemikiran-pemikiran ini,Malthus mengembangkan teori kependudukan. Pada penerbit pertama,Malthus membantah pandangan Godwin dan Condorcet. Dasar pemikiran Malthus muda sederhana,dengan andaian bahwa napsu seks dan kebutuhan makaanan mempunyai hubungan. Jumlah penduduk meningkat tidak seimbang dengan kenaikan persediaan kebutuhan pokok hidup. Bilamana kemampuan lahan untuk menghasikan kebutuhan manusia menurun, maka peningkatan bahan pangan tidak dapat mengimbangi jumlah pertambahan penduduk. Malthus dengan pernyataan itu, dikelompokan menjadi orang yang pesimis.Dengan kritik-kritik yang dilancarkan terhadap tesis Malthus yang deduktif itu,mendorong Malthus untuk melengkapi bukti-bukti secara induktif. Pada tahun 1803, terbitlah edisi kedua. Pada penerbitan ini,terlihat bahwa buku itu tidak lagi semata-mata untuk membantah pendapat Godwin dan Condorcet,tetapi telah disusun sedemikian rupa sebagai tulisan ilmiah. Dengan demikian, Malthuslah yang pertama menyusun teori pertumbuhan penduduk.Memang diakui bahwa bukan Malthus yang pertama sekali yang mempunyai pandangan tentang masalah demokrafis tetapi kelebihan Malthus adalah menyusun teorinya yang terintergrasi dengan pemikiran ajaran eekonomi klasik.
                        Perkembangan dasar teori kependudukan dari Malthus tidak hanya dalam pemikiran ekonomi selanjutnya, tetapi juga digunakan oleh Charles Darwin untuk menjelaskan teori evolusinya. Darwin berutang budi kepada Malthus hal ini tentunya diluar perkiraan Malthus, bahwa teorinya digunakan untuk menjelaskn teori evolusi.Teori kependudukan yang dikemukakan Malthus sangan besar sumbangannya dalam pembahasan pembangunan ekonomi. Teori ini bergabung dengan teori dana-upah dati Smith, dan teori hasil lebih yang berkurang,merupakan model pembanguanan  ekonomi klasik. Model ini banyak pula mendapat kritik, yang selanjutnya akan dibicarakan lagi dalam pembahas pemikiran Richardo. Begitu juga,sumbangan Malthus dalam perbedaan rente lahan lebih tajam dikembngkan oleh Richardo. Sebenarnya,sumbangan yang besar dari Malthus terhadap teori ekonomi adalah terjadinya keseimbangan penawaran dengan permintaan yang terkenal dengan theory of gluts, yakni penawaran yang tergantung pada permintaan. Hal ini ditentng oleh Richardo.

2.3.2      Ricardo : Pemikir Deduktif
           Pada masa Ricardo dan Malthus,pemikiran ekonomi menghadapi perjuangan nyata, tidak lagi dalam debat tulisan tetapi bersambung dengan perjuangan politik dalam usaha ikutserta dalam pengambilan keputusan-keputusan kebijaksanaan ekonomi. Dalam hal tertentu, Ricardo tidak sependapat dengan Malthus, tetapi teori kependudukan Malthus memberi sumbangan besar terhadap Ricardo. Ricardo berpengalaman luas dalam dunia perbankan, dan praktek-praktek bisnis. Hal ini yang mempertajamkan logika-logikanya. Semasa Ricardo dan sesudahnya,pemikiran-pemikiran ekonomi klasik menjelma menjadi keputusan politik dan bentuk berbagai reformasi perundang-undangan.
Posisi Ricardo sebagai ahli teori dan kebijaksanaan ekonomi sangat dominan waktu itu. Hal ini dapat dilihat dari berbagai rekomendasinya,sebelum dan selama menjadi anggota parlemen. Dalam suatu seri pendapatnya yang dimuat pada Morning Chronicle pada tahun 1809,berkesimpulan bahwan Bank of England terlalu banyak mengeluarkan uang kertas, sehingga inflasi meningkat, dan nilai mata uang menurun. Perubahan dalam jumlah uang beredar mengakibatkan perubahan dalam tingkat harga umum, bukan tingkat relatif. Pandangan ini sangat berbeda dengan apa yang dirumuskan dalam kebijaksanaan pada waktu itu. Oleh karena itu terjadi apa yang disebut bullion-controversy, uang kertas yang terlalu banyak beredar, menyebabkan nilainya jatuh terhadap emas. Cara mengatasinya adalah dengan mencabut Restriction Act 1797, kemudian mengurangi cadangan emas yang berakibat berakibat mengurangi uang beredar dan tingkat harga barang akan turun. Pandangan Ricardo ini sebenarnya didasarkan kepada teori kuantitas uang. Namun demikian, sebagai salah satu pemikiran poko ekonomi lasik dan moneter adalah jumlah uang beredar tidak akan mengubah real economy.  Konsekuensinya untuk mengubah kekuatan real dalam ditribusi dan harga relatif tidak dapat dengan campur tangan moneter dalam jangka panjang. Kalau pun dilakukan juga , hanya dalam jangka pendek, tetapi akan mendatangkan ketidakpastian dan merintangi investasi. Bullion controversy inilah yang membawa Ricardo semakin terkenal dalam pembahasan teori dan kebijaksanan ekonomi.
            Dua sumbangan utama Ricardo yang mendapat bagian dalam uraian ini adalah teori distribusi dan teori perdagangan internasional. Teori distribusi ini merupakan  model Ricardo yang mencakup tiga kelompok utama yaitu pemilik modal (capitalist), tenaga kerja dan tuan-lahan. Pada sumbangan kedua menyangkut keuntungan komparatif, dan kaitannya  dengan kemampuan untuk diperdagangkan ke pasaran luar negeri.
A.          Teori Distribusi
   Pengertian distribusi upah (pendapatan) menurut Ricardo ini adalah distribusi fungsional,oleh karena pendapatan masing-masing kelompok faktor produksi yang mendapat perhatianya. Hal ini sering dikaitkan dengan pembahasan teori ekonomi makro,seperti mengaitkan dengan fungsi produksi, tetapi ricardo melihatnya secara makro.
   Penjelasan distribusi fungsional ini semakin penting dengan adanya undang-undang gandum (corn laws). Undang-undang ini mengatur penawaran padi-padian melalui tarif inmpor. Kalau Smith membahas pembagian fungsional dalam keadaan statis, sedangkan Ricardo melihatnya dalam jangka waktu panjang. Terjadi pertentangan kepentingan antara  ketiga kelompok tadi. Pemilik modal, menurut Ricardo mendapat bagian oleh karena telah memberi sumbangan dalam proses alokasi sumber ekonomi dalam pasar persaingan, sehingga pengorbanan sosial konsumen jadi rendah; pemilik modal juga telah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan berlangsungnya proses tabungan menjadi investasi.
    Tingkat upah nyata pekerja adalah jumlah dana upah dibagi dengan jumlah tenaga kerja. Jadi masih mengambil dana upah dari Smith. Dana upah ini tergantung pada pembentukan modal dan jumlah tenaga kerja yang dijelaskan dalam teori kependudukan Malthus. Dana upah dapat meningkat dalam jangka pendek. Peningkatan upah ternyata menyebabkan jumlah penduduk meningkat. Tetapi dalam jangka panjang, dengan jumlah tenaga kerja semakin banyak, tingkat upah kembali ketingkat subsisten. Menurut Ricardo, tuan-lahan merupakan parasit. Tuan-lahan mendapat bagian hasil dari produksi adalah karena dia sebagai faktor produksi bukan sebagai pelaksana funsgi sosial untuk masyarakat. Dia mengecam pembelanjaan kaum tua-lahan yang bersifat konsumtif, tidak dalam pembentukan modal.
B.         Teori Nilai Tenaga Kerja
    Kalau Smith telah beralih dari teori ongkos tenaga kerja dalam menjelaskan harga relatif yang statis ,Ricardo mempertahankan teori ini. Ricardo menjelaskan harga yang relatif dinamis. Ricardo akhirnya menemui kesulitan untuk menjelaskan teori nilai dengan adanya modal sebagai faktor produksi. Maksud Ricardo dalam mengukur harga relatif dari waktu ke waktu, harus ada tolak ukur yang tidak berubah dari waktu kewaktu.
    Dari sini pula Ricardo menemukan bahwa teori nilai adam Smith tidak dapat menjelaskan.Seperti uraikan sebelumnya,Smith cendrung memakai ukuran ongkos produksi. Dengan ongkos produksi dapat diterangkan bahwa peningkatan tarif tidak akan menurunkan laba. Namun demikian, para pembela proteksi dan Ricardo sependapat banwa proteksi akan menghasilkan upah-uang yang lebih tinggi. Perselisihan pendapat terjadi pada pengaruh tarif terhadap laba dan sewa. Pihak yang membela proteksi mempunyai hipotesis bahwa jika tingkat tarif dinaikan, maka akan terjadi perluasan pertanian kelahan yang kurang subur dan intenssifikasi usaha pada lahan yang ditanami. Pembelaan proteksi menjelskan pula bahwa dengan penurunan tarif,atau menghapusnya akan berakibat harga pangan dan upah-uan menurun, dan ini dapat berakibat tingkat harga umum jatuh,lalu timbul depresi.
    Ricardo menjelaskan bahwa efek yang sangat tajam dari cort laws adalah terhadap disrtibusi pendapatan,sedangkan teori disrtibusi yang ada belum dapat menjelaskan hal ini. Semua teori nilai yang ada telah mencoba untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan yang menentukan harga pada relatif pada saat tertentu, sedangkan Ricardo ingin menjelaskan kekuatan-kekuatan yang menentukan harga relatif untuk kapan saja. Dalam rangka tujuan itu, Ricardo mencari kembali ukuran nilai yang tidak berubah sepanjang waktu. Ricardo kembali ke teori tenaga kerja.  Nilai suatu barang atau jumlah barang lain yang dapat ditukarkan dengannya tergantung pada jumlah relatif tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut,bukan besar kecilnya jumlah upah yang dibayar ke tenaga kerja. Tetapi teori ini hanya berlaku untuk barang-barang yang dapat diproduksi kembali dengan bebas, diproduksi dalam kondisi pasar persaingan sempurna.Seperti yang dijelaskan Smith sebelumnya,baik pada sektoor manufaktur maupun pertanian.
    Tetapi, sebagaimana kesulitan yang dihadapi Smith sebelumnya,maka Ricardo juga mengalami kesukaran, yakni;
a)                                  Pengukuran kuantitas tenaga kerja
b)                                 Tenaga kerja dengan keeterampilan berbeda-beda
c)                                  Perhitungan kapital dalam menentukan harga
d)                                 Perhitungan lahan sebagai faktor produksi yang ikut menentukan harga
e)                                  Perhitungan harga dalam penentuan harga
C.    Keuntungan Komparatif
    Pada pembahasannya, Ricardo membedakan tiga jenis barang, yakni barang-barang dalam negeri untuk konsumsi dalam negeri, barang-barang produksi dalam negeri untuk ekspor, dan barang-barang (mewah) yang di impor. Jenis barang kedua dan ketiga mendapatkan perhatian lebih lanjut untuk  perdagangan  internasional. Pertanyaan yang akan dijawab adalah apa sebab terjadinya perdagangan antara negara? Secara singkat penjelasannya adalah karena terjadinya spesialisasi dalam membuat barang-barang, sehingga suatu negara lebih efisien dalam memproduksi suatu barang.
   Ricardo menjawab pertanyaan itu melalui hukum perbandingan ongkos (law of comparative cost). Ricardo membahas teori ini tersendiri oleh karena mobilitas faktor-faktor produksi didalam negeri dan antara negara yang berbeda,sedangkan teori nilai tenaga kerja tidak dapat terpakai.








BAB III
    PENUTUP
3.1                             KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa pemikiran ekonomi klasik ini sangat berpengaruh besar dalam tumbuh kembangnya perekonomian yang pesat hingga saat ini. Didalam ruang lingkup ekonomi klasik mencakup kemerdekaan ilmiah, pemikiran pesimistik dan individu dan negara. Pemikiran ekonomi klasik oleh Adam Smith menjelaskan tentang sumber pemikiran, filsafat sosial dan politik, teori nilai dan teori modal dan distribusi. Sedangkan dalam pemikiran ekonomi klasik oleh Malthus dan Richardo menjelaskan pemikiran Malthus yang pesimis dan Richardo yang deduktif yang menjelaskan teori distribusi, teori nilai tenaga kerja dan keuntungan komparatif.

3.2                             SARAN
Dengan adanya uraian diatas seharusnya mahasiswa mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi klasik. Dengan demikian mahasiswa dapat menyimpulkan bagaimana perubahan-perubahan ekonomi dari jaman dahulu sampai sekarang. Selain itu mengetahui tokoh-tokoh yang berjuang dalam pembanguan ekonomi klasik saat itu serta bagaimana pandangan-pandangan atau pendapat dari seorang pemikir tersebut.













DAFTAR PUSTAKA

Blaug, Mark. 1978 (edisi ke-3). Economic Theory in Retrospect Cambridge University Press : London

Burt, Event Johnson. 1972. Social Perspectives in the History of Economic Theory. St Martin’s Press. New York

Gill, Ricard T. 1967. Evolution of Modern Economics. Prentice Hall : Englewood Chiff : New Jesrsey

Hatta, Mohammad. 1982. Alam Pikiran Yunani. Tintamas : Jakarta
Shepherd William G. et. al. 1983. Economics. Prentice-Hill, Englewood Cilffs : New Jersey
Zimmerman, L. J. Sejarah Pendapatan-pendapatan tentang Ekonomi. Summur Bandung : Bandung

Hasibun, Nurimansyah. Nurimansyah. 1987. Sejarah Pemikiran Ekonomi, Karunika Jakarta : Universitas Terbuka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bimbingan Dan Konseling

Materi Ekonomi Publik (Eksternalitas)

Contoh Bisnis Plang (Uasaha Jamur Krispi)