Makalah Perilaku Organisasi


Dini Setyawati | 150401020027
Fakultas Ekonomika dan Bisnis 
Progam Studi Pendidikan Ekonomi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, merupakan suatu konsesus mutlak dan tertanam dalam benak setiap insan manusia sehingga ini bisa dikatakan bahwa manusia tidak mampu bertahan hidup sendiri. Sejak dilahirkan ke dunia sampai meninggal dunia, manusia selalu terlibat dalam  interaksi. Oleh karena itu manusia cenderung melakukan interaksi dan kerjasama satu dengan yang lainnya untuk mempermudah mencapai tujuan.
Kumpulan manusia yang memiliki tujuan bersama, harapan bersama, kegiatan bersama, norma yang disepakati bersama secara umum disebut dengan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama sehingga tujuan dari kelompok ditentukan bersama-sama.
Pentingnya kelompok bagi kehidupan manusia bertumpu pada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup sendirian. Dalam perjuangan hidupnya, guna memenuhi kebutuhan hidup, kelompok manusia tidak terlepas dari interaksinya dengan manusia lain disekelilingnya.
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk perilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama.
Di dalam kelompok ini proses sosialisasi berlangsung, sehingga manusia menjadi dewasa dan mampu menyesuaikan diri. Dengan demikian, hampir dari seluruh waktu dalam kehidupan sehari-hari dihabiskan melalui interaksi dalam kelompok, dididik dalam kelompok, belajar di dalam kelompok, bekerja di dalam kelompok, bermain-main di dalam kelompok, dan seterusnya dengan adanya berbagai kegiatan di dalam kelompok tersebut maka dalam seluruh kehidupannya, manusia menghabiskan waktunya dalam seluruh kehidupannya, manusia menghabiskan waktunya dalam berbagai keanggotaan pada berbagai jenis kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada setiap perkembangannya, manusia membutuhkan kelompok.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok?
2.    Apa pengertian perilaku kelompok dalam organisasi?
3.    Apa saja tipe-tipe kelompok?
4.    Bagaimana tahap-tahap perkembangan kelompok?
5.    Apa manfaat kelompok dalam sebuah organisasi?
6.    Apa keunggulan dan kelemahan kelompok?

1.3  TUJUAN PENULISAN
1.  Untuk mengetahui pengertian dinamika kelompok.
2.  Untuk mengetahui perilaku kelompok dalam organisasi
3.  Untuk mengetahui tipe-tipe kelompok.
4.  Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap perkembangan kelompok.
5.  Untuk mengetahui manfaat kelompok dalam sebuah organisasi.
6.  Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan kelompok.

1.4  MANFAAT PENULISAN
1.    Mahasiswa mampu memahami tentang dinamika dan perilaku kelompok.
2.  Memberikan wawasan yang lebih banyak kepada mahasiswa mengenai perkembangan kelompok.
3.    Mahasiswa lebih peduli dengan keadaan organisasi yang sedang dihadapi.

1.5 BATASAN MASALAH
              Ruang lingkup dan keterbatasan penulisan makalah ini adalah menjelaskan tentang pengertian dinamika kelompok, perilaku kelompok dalam organisasi, tipe-tipe kelompok, tahap-tahap perkembangan kelompok, manfaat kelompok serta keunggulan dan kelemahan kelompok.


BAB II

2.1 TEORITIS
Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian dinamika dan perilaku kelompok antara lain:
1.    Teori Dinamika Kelompok
Menurut Slamet Santoso (2004: 5), Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Dinamika berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok secara keseluruhan. Karenanya, dapat disimpulkan bahwa dinamika ialah kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis.
2.    Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
3.    Menurut Zaltman (1972: 75), bahwa Dinamika Kelompok adalah kekuatan-kekuatan yang berlangsung dalam kelompok, kekuatan tersebut bertujuan memberikan arah perilaku kelompok.
4.    Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
5.    Menurut Soekidjo Notoatmojo, perilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
6.     Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
7.    Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgoodperilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.
8.    Menurut Schermerhorn, Kelompok adalah Suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan umum
9.    Menurut Greenberg dan Baron, kelompok adalah Sekumpulan dua individu atau lebih yang saling berinteraksi dengan pola hubungan yang tetap dan saling berbagi tujuan, dan menganggap mereka sebagai suatu kelompok
10.  Menurut Kreitner dan Kinicki, kelompok adalah Sekumpulan orang dengan keahlian yang beragam, dimana mereka sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan dan pendekatan.
2.2 PEMBAHASAN
        2.2.1 PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
      Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi.
Dinamika kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.  Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a.    Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota  kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
b.    Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
c.    Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
d.    Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.

2.2.2   PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
Secara etimologi, perilaku dalam bahasa inggris berarti “behavior”. Sedangkan secara terminologi, Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya  “tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan”. Menurut Toha, perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Suatu perilaku dapat diobservasi ketika perilaku itu dapat dilihat dan terukur serta dapat dihitung dalam kaitan dengan frekuensi dan/atau jangka waktu. Jadi, perilaku adalah aktifitas individu atau manusia sebagai reaksi terhadap lingkungan yang dapay diamati.
Secara etimologi, kelompok dalam bahasa inggris diartikan dengan “group”. Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai kelompok. Menurut Robbins dan Coulter, kelompok adalah, “dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung yang bekerja sama untuk meraih tujuan tertentu”.
Menurut Karen, kelompok dapat didefinisikan sebagai, “A group is at least two individuals gathered together because of some common bond, to meet members’ social and emotional needs, or to fulfill some mutual purpose”. Kelompok adalah sekurang-kurangnya dua orang yang berkumpul bersama karena suatu keadaan, untuk bertemu anggota sosialnya dan kebutuhan emosi, atau untuk saling memenuhi tujuan.
Secara etimologi, organisasi dalam bahasa inggris diartikan dengan “organization”. Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai organisasi. organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati.
Dari pengertian perilaku dan pengertian kelompok diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua atau lebih manusia atau individu yang berinteraksi dan  berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia sebagai individu memunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang pada mulanya berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku organisasi.
Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.

2.2.3 TIPE-TIPE KELOMPOK
Berdasarkan alasan terbentuknya, kelompok dapat dibagi menjadi dua yaitu dapat berbentuk kelompok formal ataupun kelompok informal.
1.    Kelompok Formal (Formal Group)
Kelompok formal adalah kelompok yang terbentuk karena tindakan manajerial organisasi, dirancang secara intensional untuk mengarahkan anggotanya ke arah tujuan organisasi. Dalam kelompok formal, perilaku anggota yang terikat didalamya ditentukan dan diarahkan pada tujuan organisasional. Kelompok formal merupakan kelompok kerja yang terbatas pada satu struktur organisasi dan memiliki rancangan penugasan kerja serta tugas-tugas spesifik yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer menciptakan kelompok kerja untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya
2.    Kelompok Informal (Informal Group)
Kelompok informal adalah kelompok yang berkembang secara alamiah diantara individu, tanpa pegarahan dari organisasi dimana mereka bekerja. Kelompok informal tidak terstruktur maupun ditentukan secara organisasional. Kelompok informal terbentuk sebagai konsekuensi dari tindakan individu sebagai tanggapan atas kebutuhan dan kontak sosial. Kelompok ini merupakan kelompok sosial yang berkembang berdasarkan minat yang sama dan pertemanan. Walau tidak dibentuk oleh manajemen, kelompok jenis ini dapat memengaruhi kinerja individu dan organisasi. Dampaknya dapat bersifat positif atau negatif tergantung tujuan dari para anggota kelompoknya.
Sedangkan dilihat dari interaksinya, kelompok dibedakan menjadi dua jenis, antara lain sebagai berikut:
1.    Kelompok Primer, merupakan kelompok dengan interaksi atau hubungan langsung. Dalam kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka (face to face). Kelompok ini memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku individu, karena dalam kelompok inilah individu berkembang sebagai makhluk sosial. Yang termasuk dalam kelopok ini adalah keluarga, tetangga, kelompok agama, dan sebagainya.
2.    Kelompok Sekunder, merupakan kelompok dengan interaksi tidak langsung. Hubungan dalam kelompok ini didasarkan atas perhitungan rasional, untung dan rugi sehingga kurang bersifat kekeluargaan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah serikat pekerja, persatuan pengusaha, berbagai himpunan dan berbagai lembaga ilmiah

2.2.4     TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
Riset menunjukkan bahwa suatu kelompok berkembang melalui lima tahapan sehingga dinamakan The Five Stage Group Development Model, dilakukan melalui tahapan pembentukan (forming), pancaroba/ keributan (Storming), penormaan (norming), pelaksanaan (performing), dan penundaan (adjouring).
1.    Pembentukan (Forming).
Tahap ini merupakan tahap awal pengembangan kelompok, dimana tindakan awal para anggota mulai menciptakan pola-pola hubungan dengan pimpinan, rekan kerja, dan norma-norma kelompok. Secara singkat pada tahap inilah mulai diletakkan pola dasar perilaku kelompok. Tahap ini memunyai dua fase, fase pertama terjadi ketika orang-orang mulai bergabung. Setelah bergabung, fase keduapun dimulai yaitu mendefinisikan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
Tahap awal ini ditandai dengan ketidakpastian dan kebingungan. Anggota kelompok tidak meyakini tujuan, struktur, tugas, atau kepemimpinan dalam kelompok. Anggota mempertimbangkan tipe perilaku seperti apa yang dapat diterima. Tahapan ini selesai apabila anggota mulai berfikir diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
2.    Pancaroba/ Keributan (Storming).
Pada tahap ini anggota menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak dan memaksa pada individualitas selanjutnya terjadi konflik intrakelompok yang terjadi akibat perselisihan siapa yang berhak megontrol atau mengawasi kelompok dan apa yang harus dilakukan kelompok ini. Ketika tahapan ini selesai, terbentuklah hirarki kepemimpinan yang relatif jelas dan adanya kesepakatan mengenai arah kelompok tersebut.
3.    Penormaan (Norming).
Setelah keributan terjadi, akan mendorong  terbentuknya  aturan dan tata tertib. Struktur kelompok akan semakin solid dan akrab  karena norma yang telah disepakati bersama. Tahap ini merupakan tahap dimana hubungan akrab mulai terjalin dan kelompok mulai menyatu. Anggota mulai mengakhiri perbedaan menjadi kerjasama dengan tingkat kohesivitas (kepaduan) yang tinggi. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok mulai solid dan kelompok telah mensimulasikan harapan bersama tentang apa yang menjadi perilaku anggota yang benar dan menerima serangkaian norma  yang berlaku dalam kelompok.
 4.    Pelaksanaan (Performing).
Pada tahap ini, kelompok mulai berfungsi dan menitikberatkan pada penyelesaian secara efektif tugas-tugas yang telah disetujui pada tahap norming. Karena struktur sudah ditetapkan dan diterima sepenuhnya, energi kelompok beralih dari sekedar saling mengenal dan memahami menjadi mewujudkan dan menyelesaikan tugas. Ini merupakan tahap terakhir dari perkembangan kelompok kerja yang permanen. Akan tetapi, untuk kelompok yang bersifat temporer seperti tim proyek, satuan tugas, atau kelompok sejenis yang yang memiliki tugas yang terbatas, tahap finalnya adalah penundaan (adjourning).
5.    Penundaan (Adjourning).
                           Tahap ini merepresentasikan akhir dari sebuah kelompok. Bagaimanapun, untuk tim dengan tugas khusus, saat tujuan telah tercapai, kelompok akan membubarkan diri atau memiliki komposisi baru. Pada tahap ini perhatian kelompok fokus pada penyelesaian kegiatan daripada pelaksanaan tugas. Sebagian anggota kelompok bersukacita dengan pencapaian kelompok, dan sebagian lagi bersedih karena hilangnya rasa keakraban dan persahabatan

2.2.5     MANFAAT KELOMPOK DALAM SEBUAH ORGANISASI
Berbagai kelompok bekerja dalam suatu organisasi sebagai kesatuan-kesatuan yang jelas. Kelompok-kelompok itu mungkin merupakan kelompok-kelompok fungsional (misalnya orang-orang produksi, orang-orang pemasaran, para peneliti dan sebagainya), atau mungkin kelompok-kelompok vertikal (misalnya para kepala sekolah dan para guru, para manajer senior, para pekerja dan para penyelia dan sebagainya). Berbagai kelompok dalam organisasi bekerja bersama-sama. Mereka memikul tanggung jawab bersama dan menangani masalah-masalah dalam bidang mereka sendiri demi tercapainya tujuan organisasi.
      Menurut wursanto, manfaat yang didapat dengan adanya suatu kelompok antara lain:
1.  Kelompok dapat memberikan rasa aman bagi seseorang (sense of security) karena merasa mempunyai perlindungan.
2.  Kelompok dapat mengatasi berbagai macam persoalan baik yang menyangkut bidang ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
3.  Kelompok dapat memberikan martabat (prestige), status sosial (social standing), dan pengakuan.
4.  Kelompok dapat memberikan dorongan dan semangat (motivasi).
5.  Kelompok dapat memberikan bimbingan dan pengarahan dalam rangka meningkatkan prestasi seseorang.
6.  Kelompok dapat memberikan kepuasan, baik kepuasan yang bersifat jasmani, kepuasan psikologis maupun kepuasan sosial.
7.  Kelompok dapat memberikan bantuan seseorang yang dalam kesulitan

2.2.6     KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN KELOMPOK
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
1.                          Kelebihan Kelompok
a)  Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
b)  Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi tercapainya tujuan kelompok.
c)   Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan norma yang telah disepakati kelompok.
2.   Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.








BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati. Perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku organisasi.
Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu.
3.2 SARAN
Mengingat pentingnya mempelajari tentang dinamika dan perilaku kelompok dalam dunia organisasi maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami dengan sebaik-baiknya. Setelah mamahami arti yang sesungguhnya dari materi ini maka sebaiknya kita sebagai warga masyarakat lebih peduli dengan hal tersebut. Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan keadaan organisasi tersebut dan hanya mempertahankan prilaku yang baik aja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi



GAMBAR ILUSTRASI

      

 Dalam sebuah kelompok tidak boleh mementingkan rasa egois termasuk dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi.

Manusia antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu memerlukan dan mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran.
           

DAFTAR PUSTAKA
Ratna, S.,dkk. 2003. Dinamika Kelompok. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara diakses pada 26-09-2017, pukul 15.00 WIB
Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara, diakses pada 26-09-2017, pukul 15.00 WIB
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013
Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2005
Zirpoli, Thomas J., Behavior Management, New Jersey: Pearson, 2012
Huraerah, Abu,dkk.2005. Dinamika Kelompok. Bandung: Rafika Aditama
Muchlas, M. 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Hendyat Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi Teori Praktik di Bidang Pendidikan.     Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.














Komentar

  1. The Sands Casino in Las Vegas | Shootercasino
    Shoot'em Casino is one of the largest casinos in Las Vegas. This casino was opened in October カジノ シークレット 2003. The hotel 온카지노 is located about 5 minutes 샌즈카지노 away from Las Vegas

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Bisnis Plang (Uasaha Jamur Krispi)

Makalah Bimbingan Dan Konseling